News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muammar Gaddafi Hingga Idi Amin, Inilah 5 Tokoh Militer yang Berhasil Lakukan Kudeta

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, yang digulingkan pada Agustus 2011 dan tewas dibunuh dua bulan kemudian.

2. Francisco Franco

Ketika koalisi berhaulan kiri memenangi pemilihan Spanyol pada Februari 1936, Jenderal Francisco Franco ditempatkan di sebuah pos terpencil di Kepulauan Canary.

Meski dia mengetahui rahasia plot kudeta di antara sesama perwira militer, dia awalnya ragu-ragu untuk bergabung.

Dia akhirnya menjadi yakin setelah pembunuhan pembalasan terhadap seorang politikus konservatif.

Pada 18 Juli 1936, Franco menyiarkan sebuah manifesto yang memohon kepada militer untuk menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Ketika garnisun tentara di seluruh Spanyol mengindahkan seruannya, dia secara diam-diam terbang dari Kepulauan Canary ke Maroko yang dikuasai Spanyol, tempat pemberontakan dimulai sehari sebelumnya.

Di sana, dia mengambil alih pasukan yang tangguh. Franco mampu membawa mereka menyeberang ke daratan Spanyol dengan bantuan Fasis Italia dan Nazi Jerman.

Baca juga: Kudeta Myanmar: AS Jatuhkan Sanksi pada Junta, Facebook Awasi Konten yang Diunggah Militer

Upaya kudeta itu hanya berhasil sebagian. Franco hanya menguasai sepertiga wilayah dan memicu perang saudara berdarah yang berlangsung selama tiga tahun.

Namun pada akhirnya, dia muncul sebagai pemenang.

Dengan dukungan dari kaum fasis, monarki, kaum bangsawan, dan Gereja Katolik, "El Caudillo" memerintah sebagai diktator Spanyol sampai ajal menjemputnya pada 1975.

3. Muammar Gaddafi

Lahir orang tua suku Badui yang buta huruf, Muammar Gaddafi tumbuh sebagai pembenci monarki Libya dan pendukung Baratnya.

Merasakan kelemahan pemerintahan yang semakin membesar, Gaddafi yang saat itu berusia 27 tahun dan berpangkat kolonel memutuskan merebut kekuasaan pada 1 September 1969.

Ketika itu, Raja Idris sedang berada di luar negeri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini