Dengan menumpang kendaraan militer ke kota Tripoli dan Benghazi, dia dan sekitar 70 rekan konspirator mengepung istana kerajaan dan gedung-gedung pemerintah penting lainnya.
Selain itu, mereka memutus komunikasi dan menangkap beberapa pejabat penting lainnya.
Pengawal pribadi raja melakukan perlawanan yang tidak berarti. Kudeta ini dituntaskan dalam waktu dua jam.
Dalam pidato radio pagi itu, Gaddafi memberi tahu rakyat Libya dengan menyebut bahwa rezim "korup" dan "reaksioner" telah digulingkan.
Satuan angkatan darat dengan cepat berkumpul mendukung kudeta, dan dalam waktu beberapa hari militer telah mengendalikan Tripoli dan wilayah Libya lainnya.
Gaddafi segera memaksakan kehendaknya pada semua aspek kehidupan Libya. Dia meredam perbedaan pendapat dan terus-menerus bentrok dengan Amerika Serikat (AS).
Gadaffi memerintah Libya selama 42 tahun sampai terbunuh dalam pemberontakan Arab Spring pada 2011.
4. Idi Amin
Awalnya dikenal sebagai pria sederhana, Idi Amin naik pangkat militer menjadi jenderal tertinggi Uganda.
Meski awalnya Amin adalah sekutu dekat Presiden Uganda Milton Obote, kedua pria tersebut akhirnya mulai saling tidak mempercayai.
Padahal, duo pria itulah yang telah memimpin Uganda merdeka dari Inggris pada 1962.
Tepat sebelum berangkat untuk konferensi di Singapura, Obote diduga diam-diam memerintahkan penangkapan terhadap Amin.
Kabar itu rupanya bocor ke Amin. Dia lantas menanggapi kabar tersebut pada 25 Januari 1971 dengan memindahkan pasukan ke ibu kota Uganda, Kampala.
Ketika itu, Obote masih berada di luar negeri.