Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kodokushi tiba-tiba jadi sorotan di Jepang karena pembentukan Kementerian Kesepian dan Isolasi 12 Februari lalu. Padahal fenomena ini telah mencuat sejak tahun 1970-an dituliskan berbagai media Jepang.
Kodokushi adalah fenomena seseorang yang hidup sendiri lalu meninggal karena penyakit mendadak selama hidupnya daan saat meninggal di rumahnya tanpa terlihat tanpa diketahui oleh siapapun.
Seorang rekan Tribunnews.com warga Jepang belum lama ini meninggal dengan fenomena sama. Sebut saja bernama K.
Kontak terakhir dengan pria tua tersebut enam bulan lalu melalui email mengajak untuk minum kopi bersama.
Tribunnews.com menjawab siap kapan pun tak ada masalah. Namun tak ada jawaban lagi, mungkin karena kesibukannya.
Januari lalu temannya (sebut saja bernama T) dan juga teman Tribunnews.com, menelpon memberitahukan bahwa K telah meninggal dunia.
T menceritakan dia menelepon tiga hari berturut-turut Januari lalu tak ada kabar, lalu ke rumah kontrakannya di Tokyo. Pintu juga tidak dibuka walau telah dibunyikan bel berulang kali.
Lalu pemilik rumah kontrakan dipanggil, membuka pintu rumah kontrakan menemukan jasad K.
Hasil pemeriksaan ternyata K telah meninggal beberapa minggu yang lalu tanpa ada yang mengetahuinya.
K memang telah cerai, dia hidup sendiri, anaknya juga terpisah hidup sendiri.
Mantan istri dan anaknya sangat jarang mengontaknya.
Kodokushi secara khusus mewakili situasi di mana seseorang meninggal tanpa dapat meminta bantuan.
Istilah terkait termasuk kematian soliter yang digunakan publik, dan kematian soliter yang hanya mengacu pada situasi di mana orang yang menyendiri sekarat di rumahnya "Lonely death" diciptakan oleh media pada tahun 1970-an ketika penuaan menjadi masalah di Jepang.