"Menerima vaksin akan seperti mempersenjatai mereka untuk tugas yang akan datang," tambahnya.
Baca juga: Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih Dikembangkan di Dalam Negeri, Ketahui Perbedaannya
Distribusi Vaksin
Peluncuran di Ghana adalah tonggak penting bagi COVAX, yang mencoba mempersempit kesenjangan yang sensitif secara politik antara jutaan orang yang divaksinasi di negara-negara kaya dan relatif sedikit yang telah menerima suntikan di bagian dunia yang kurang berkembang.
COVAX berencana untuk memberikan hampir dua miliar dosis tahun ini, termasuk 1,8 miliar ke negara-negara miskin tanpa biaya kepada pemerintah untuk menutupi hingga 20 persen populasi negara.
Tetapi itu tidak akan cukup bagi negara-negara untuk mencapai kekebalan kawanan dan secara efektif menahan penyebaran virus.
Uni Afrika (AU) telah mencoba membantu 55 negara anggotanya membeli lebih banyak dosis dalam upaya untuk mengimunisasi 60 persen dari 1,3 miliar orang di benua itu selama tiga tahun.
Minggu lalu, tim vaksinnya mengatakan 270 juta dosis vaksin AstraZeneca, Pfizer dan Johnson & Johnson yang diamankan untuk pengiriman tahun ini telah digunakan.
China telah menyumbangkan sejumlah kecil vaksin Sinopharm ke negara-negara termasuk Zimbabwe dan Guinea Ekuatorial.
Rusia juga menawarkan untuk memasok 300 juta dosis vaksin Sputnik V ke skema AU bersama dengan paket pembiayaan.
Baca juga: IPB Siap Bantu Uji Preklinis Untuk Vaksin Covid-19 Merah Putih
Banyak Negara Sangat Bergantung pada COVAX
Pada Selasa (23/2/2021), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara kaya untuk berbagi dosis vaksin dengan COVAX, dengan mengatakan tujuan distribusi yang adil "dalam bahaya".
"Hari ini adalah langkah besar pertama untuk mewujudkan visi bersama kami tentang ekuitas vaksin, tetapi ini baru permulaan," katanya, Rabu (24/2/2021).
Dia sebelumnya telah memperingatkan bahwa sejauh ini 210 juta dosis vaksin telah diberikan secara global tetapi setengahnya hanya ada di dua negara dan lebih dari 200 negara belum memberikan dosis tunggal.
COVAX dipimpin bersama oleh WHO, aliansi vaksin GAVI, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan UNICEF.