Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YANGON -- Seorang pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi meninggal dalam tahanan di Myanmar semalam.
Khin Maung Latt, 58 tahun, adalah ketua NLD di Yangon, kota terbesar di Myanmar.
Seperti dilansir Reuters, Senin (8/3/2021), elite NLD menduga rekannya itu tewas setelah mendapat siksaaan dalam tahanan polisi yang melakukan tindakan keras terhadap demonstran anti-junta.
Khin Maung Latt ditahan di kantor polisi di distrik Pabedan, Yangon, daerah di mana Khin Maung Latt ditangkap pada hari Sabtu (6/3/2021),
Baca juga: Dikecam Negara Barat karena Kudeta, Militer Myanmar Malah Ingin Dekati AS dan Ingin Jauhi China
Seorang perwira di kantor polisi di distrik Pabedan, Yangon, menolak untuk berkomentar.
Seorang juru bicara tentara Myanmar belum memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.
Lebih dari 1.700 orang telah ditahan di Myanmar sejak kudeta 1 Februari, termasuk pemimpin terpilih Suu Kyi dan puluhan anggota NLD lainnya, kata sebuah kelompok advokasi.
Asosiasi Bantuan hukum untuk Tahanan Politik (AAPP) juga mengatakan lebih dari 50 demonstran telah terbunuh akibat tindakan brutal pasukan keamanan menembaki demonstran.
Baca juga: Junta Militer Bongkar Makam Angel, Gadis Myanmar yang Tewas Ditembak
Menurut wakilnya, foto-foto dari rumah sakit militer tempat menunjukkan Khin Maung Latt meninggal dengan memiliki luka-luka di bagian belakang kepala dan memar di punggungnya.
"Dokter mengatakan itu bukan penyebab kematian," kata Khin San Myint kepada wartawan.
"Mereka mengatakan itu karena kondisi jantung," katanya.
Seorang pekerja amal yang telah melihat mayat Khin Maung Latt memberikan kesaksian ada memar di kepala dan dada dan jahitan di sisi kepala. Dia menolak disebutkan namanya.
Reuters tidak dapat menghubungi dokter atau pihak rumah sakit untuk berkomentar menhenai hal ini.
Baca juga: YouTube Blokir 5 Channel YouTube Milik Junta Myanmar Pasca Aksi Represif
Ba Myo Thein, seorang anggota NLD dari majelis tinggi parlemen, yang dibubarkan setelah kudeta, mengatakan laporan memar di kepala dan tubuh Khin Maung Latt menimbulkan kecurigaan bahwa ia telah dilecehkan.
"Tampaknya dia ditangkap pada malam hari dan disiksa dengan keji," katanya kepada Reuters.
"Ini benar-benar tidak dapat diterima," tegasnya.(Reuters)