News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Sosok Suster Ann, Biarawati yang Berlutut di Depan Aparat Agar Tidak Menembaki Demonstran Myanmar

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suster Ann Roza Nu Tawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. Namun, terdengar tembakan dengan dua orang dikonfirmasi tewas.

TRIBUNNEWS.COM, MYITKYINA - Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut demi melindngi demonstran dari aparat Myanmar, beberapa saat sebelum mereka ditembaki.

Biarawati itu menjadi perhatian setelah memohon sambil menangis agar polisi dan militer tak menembaki pengunjuk rasa.

Insiden yang terjadi di kota Myitkyina pada 28 Februari itu dijuluki sebagai "Momen Tiananmen di Myanmar".

Mengenakan jubah putih dan kerudung gelap, Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut pada Senin pagi waktu setempat (8/3/2021).

Dalam gambar yang dirilis Myitkyina News Journal, Suster Ann berlutut dekat katedral, dengan biarawati senior lain melihatnya.

Kepada Sky News, dia menuturkan dia hanya ingin aparat Myanmar tak memukuli, menyiksa, dan menahan demonstran.

"Karena para pengunjuk rasa ini tidak melakukan hal yang jahat, mereka hanya meneriakkan slogan," kata dia.

Baca juga: Sempat Dikepung Aparat Keamanan, Akhirnya Ratusan Demonstran Myanmar Dibebaskan

Saat itu, salah satu polisi menjawab untuk meminta Suster Ann menjauh, karena mereka harus melaksanakan tugasnya.

"Saya menjawab 'tidak. Jika kalian ingin melakukannya, maka kalian harus melewati saya dahulu'," tegasnya.

Pihak berwenang merespons, mereka harus membereskan barikade yang menutupi jalan. Tak berselang lama, demonstran kembali.

Suster Ann mengungkapkan, sekitar pukul 12.00 aparat kembali datang dan bersiap untuk menindak aksi.

Kembali biarawati berusia 45 tahun itu memohon, kali ini dia berlutut dan meminta agar mereka tak menyiksa massa.

"Polisi juga ikut berlutu, dan menjawab mereka hanya bisa melakukan itu demi membubarkan aksi protes," jelasnya.

Setelah permohonan itu, dia mendengar suara tembakan dan melihat gas air mata sudah berada di jalanan.

Suster Ann mengatakan, dia merasa pusing dan kesulitan bernapas saat melihat seorang pria tergeletak di jalanan, nampaknya ditembak.

Editor Myitkyina News Journal menjelaskan pada saat jam makan siang, dia mendapat kabar dua orang tewas.

Kachin Waves kemudian merilis foto memilukan, menunjukkan Suster Ann berdiri di tepi jalan, dengan seseorang terbaring di aspal.

Dalam foto lain yang begitu menyayat hati, dia terlihat menangis saat menyandarkan tubuhnya ke tubuh pria yang ditembak di kepala.

Suster Ann Roza mengatakan karena gas air mata, dia tidak tahu siapa yang sudah menembak pengunjuk rasa.

"Saya sangat sudah. Polisi sudah memberi tahu saya mereka tidak akan menembaki. Namun, mereka melakukannya," ratapnya.

Dia menuturkan orang yang ditembak kepalanya sempat bernapas, sehingga dia dibawa ke klinik untuk mendapat perawatan sebelum tewas.

Sepekan sebelumnya, dia mengaku sudah siap untuk mati demi melindungi pengunjuk rasa yang hanya menyuarakan aspirasi.

Sejak kudeta yang dilakukan militer pada 1 Februari, sebanyak 56 orang tewas dan 1.790 orang ditahan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suster Ann Roza Kembali Berlutut demi Lindungi Demonstran yang Ditembaki Aparat Myanmar"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini