News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Gaduh Soal Kontroversi Vaksin Rusia, Menteri Kesehatan Slovakia Akhirnya Pamit

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19).

TRIBUNNEWS.COM, BRATISLAVA - Menteri Kesehatan Slovakia Marek Krajci mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis kemarin dalam kesepakatan untuk meredakan krisis politik terkait akuisisi vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V buatan Rusia.

Karena krisis politik akibat kontroversi mengenai vaksin ini mengancam akan menggulingkan pemerintahan koalisi.

Dikutip dari laman Aljazeera, Jumat (12/3/2021), pengunduran diri Krajci telah diminta oleh dua partai dalam koalisi empat partai di negara anggota Uni Eropa (UE) yang paling terpukul oleh pandemi ini.

"Dua partai koalisi menjadikan pengunduran diri saya sebagai syarat untuk mereka tetap berada dalam koalisi. Dalam situasi seperti itu, saya pikir tidak ada gunanya berdebat, saya tidak terpaku pada kursi saya di kementerian," kata Krajci.

Krajci sebelumnya mendapatkan kecaman karena penanganannya terhadap pandemi di negara itu.

Sementara itu Perdana Menteri (PM) Slovakia Igor Matovic mengatakan bahwa Krajci dijadikan alat dalam deal politik berlandaskan isu pandemi.

"Laki-laki yang berdiri di samping saya ini berusaha melindungi kesehatan dan nyawa warga Slovakia melalui setiap keputusan yang ia buat. Sayangnya, mereka yang menghalangi jalannya ini justru menjadikannya sebagai target mereka," kata PM Matovic.

Baca juga: Israel Blokir Pengiriman Vaksin Sputnik V Rusia ke Jalur Gaza

Matovic, pemimpin partai Rakyat Biasa (Ordinary People party) yang berkuasa, menyebut pengunduran dirinya sebagai keputusan yang 'menyakitkan' namun tepat.

Karena langkah yang ia ambil itu mencegah hancurnya pemerintahan.

Namun hingga kini belum jelas siapa yang akan menggantikan Krajci.

Krisis politik di negara itu awalnya dipicu kesepakatan rahasia untuk memperoleh vaksin Sputnik V Rusia yang diatur oleh Matovic, meskipun ternyata ada ketidaksepakatan diantara mitra koalisinya.

Matovic mengklaim bahwa kesepakatan untuk membeli dua juta dosis vaksin Sputnik V ini sebagai cara untuk mempercepat program vaksinasi.

Sementara partai koalisi Kebebasan dan Solidaritas mengatakan pembelian vaksin itu menimbulkan keraguan pada orientasi pro-Barat yang jelas di negara tersebut.

Partai itu kemudian menggandeng mitra koalisi lainnya yakni Partai Untuk Rakyat, untuk menuntut rekonstruksi pemerintahan.

Partai untuk Rakyat mengatakan bahwa vaksin apapun yang masuk di negara itu memerlukan persetujuan dari regulator obat Uni Eropa (UE), dan ini tidak terjadi pada Sputnik V.

Perlu diketahui, partai-partai tersebut memang sering berselisih pendapat dengan Matovic tentang bagaimana cara untuk menangani pandemi.

Namun krisis saat ini adalah hal paling serius yang dihadapi koalisi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini