News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suster Ann Roza Kisahkan Keberaniannya Berlutut Lindungi Demonstran di Depan Aparat Myanmar

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suster Ann Roza Nu Tawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. Namun, terdengar tembakan dengan dua orang dikonfirmasi tewas.

TRIBUNNEWS.COM, MYITKYINA - Suster Ann Roza Nu Tawng menceritakan momen demi momen ketika dia berlutut di depan aparat Myanmar.

Dia kembali menuai pujian setelah dengan berani, dia berusaha mencegah tentara dan polisi menembaki demonstran di Myitkyina.

Dalam insiden yang terjadi Senin (8/3/2021) dan viral, dengan tenang biarawati itu meminta agar penegak hukum berhenti mengejar pengunjuk rasa.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuding Aung Suu Kyi Terima Dana Ilegal 600 Ribu Dolar AS

Sejumlah aparat Myanmar kemudian ikut berlutut di depan Suster Ann Roza, sebelum suara tembakan kembali terdengar.

Dalam wawancara dengan BBC, suster itu menceritakan demonstran yang masih anak-anak berkumpul di klinik tempatnya bekerja.

Baca juga: DK PBB Keluarkan Penyataan Tegas Soal Kudeta Militer di Myanmar

"Mereka terperangkap dan tidak tahu harus ke mana. Jadi mereka berkumpul di sini," ujar Suster Ann Roza Nu Tawng.

Dia menuturkan, orang-orang berlarian dalam keadaan takut dan panik karena ditembaki oleh aparat dari belakang.

Melihat pengunjuk rasa terus-menerus ditembaki, Suster Ann yang merasa putus asa berlari ke arah polisi yang bersiap menembak.

Dilansir Kamis (11/3/2021), dengan berani dia langsung berlutut, di mana polisi yang di depannya juga ikut bersimpuh.

Kepada Suster Ann, para penegak hukum itu menuturkan bahwa mereka menghormatinya, namun di sisi lain harus menjalankan tugas.

Baca juga: Amnesty: Junta Militer Myanmar Gunakan Taktik Pertempuran Lumpuhkan Demonstran

Dengan tegas, dia menolak pihak berwenang untuk melangkah lebih jauh karena massa sudah ketakutan dan banyak menderita.

"Saya meminta mereka untuk tidak kasar. Saya bersikeras bahwa saya tak bisa lagi melihat lebih banyak penderitaan," kata dia.

"Saya melanjutkan 'jika kalian memang sebegitunya ingin membunuh, maka bunuh saya sekarang juga. Saya bisa memberikan nyawa saya," lanjutnya.

Setelah Suster Ann menyodorkan pernyataan itu, aparat yang menghadapinya pun berlalu meninggalkannya.

Dia melihat, saat itu anak-anak banyak yang sudah ketakutan dan letih, namun tidak berani pulang ke rumah.

Tiba-tiba, suara tembakan kembali terdengar dari arah gereja dengan asap mulai mengepul. Suasana begitu kacau.

Biarawati berusia 45 tahun itu mengungkapkan, massa tidak tahu harus berlari ke mana karena posisi mereka terkepung.

"Kemudian tepat di depan saya, ada kepala yang meledak dengan darah menggenang," kata dia sembari mulai berkaca-kaca.

Sambil menahan tangis dalam video berdurasi dua menit, Suster Ann mengatakan dia berteriak meminta pertolongan.

Dengan bantuan sejumlah orang, tubuh demonstran itu hendak dievakuasi ke gereja ketika merek terkena gas air mata.

Suster Ann Roza mengaku, saat itu mereka merasa pusing, terbatuk-batuk, dan mata mereka begitu pedas.

Dengan upaya luar biasa menerjang kepulan gas air mata, Suster Ann dan sejumlah orang berhasil membawa tubuh itu ke gereja.

Di dalam, mereka langsung disambut tangisan anak-anak. Suster Ann dibantu oleh sejumlah suster dan imam untuk merawat korban.

Sebelumnya, dia sudah menuai perhatian pada 28 Februari ketika sambil menangis, dia berlutut dan memohon agar aparat tak menembaki massa.

Saat itu, Suster Ann mengaku dia sudah siap jika pada hari itu, dia terkena tembak dan gugur.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suster Ann Roza Kisahkan Keberaniannya Kembali Berlutut di Depan Aparat Myanmar"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini