News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Duta Besar Myanmar di PBB Desak Komunitas Internasional Tingkatkan Tekanan kepada Junta Militer

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -- Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan kepada rezim junta militer Myanmar.

Demikian dilansir Channel News Asia, Minggu (14/3/2021).

Seperti wawancaranya dengan Channel News Asia (CNA) di New York pada Jumat (12/3/2021), Dubes Myanmar itu berterima kasih kepada dewan keamanan PBB karena mengeluarkan pernyataan mengutuk kekerasan terhadap para demonstran.

Pernyataan itu, yang dikeluarkan pada hari Rabu pekan lalu, disetujui dengan suara bulat oleh semua 15 anggota dewan keamanan.

Baca juga: Lagi, Satu Orang Tewas Saat Polisi Tembaki Demonstran di Kota Bago Myanmar

"Pada saat yang sama, unsur-unsur yang terkandung dalam pernyataan pimpinan tidak sesuai dengan harapan kita.

Jadi kami sangat ingin memperoleh pernyataan yang lebih kuat dari dewan keamanan dan tindakan yang lebih kuat dari dewan keamanan," katanya.

"Itulah yang orang-orang Myanmar benar-benar inginkan. Kami membutuhkan perlindungan dari komunitas internasional," tambahnya.

Baca juga: Kisah Angel, Aktivis Myanmar yang Ditembak saat Demo Anti-Kudeta, Kuburannya Digali dan Diisi Semen

Pernyataan pimpinan adalah langkah di bawah resolusi tetapi menjadi bagian dari catatan resmi dewan keamanan PBB.

Duta besar menambahkan bahwa kaum muda adalah masa depan Myanmar dan perlu dilindungi.

"Jika kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita perlu mendapatkan bantuan dari komunitas internasional," katanya.

Myanmar telah mengalami krisis sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih dan sah dalam kudeta 1 Februari lalu.

Baca juga: Pengakuan Demonstran Myanmar Dipukuli dengan Senapan dan Ditembak Jarak Dekat: Itu Seperti Neraka

Militer telah memberikan pembenaran atas kudeta dengan menuding pemilihan November, yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi, dirusak oleh kecurangan.

Komisi pemilihan umum telah menolak tuduhan ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini