News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sang Keponakan Ungkap Betapa Donald Trump Meradang karena Twitternya Diblokir

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Donald Trump ketika mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, 3 November 2020. Amerika yang terpecah akan pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa di tengah pandemi terburuk dalam satu abad dan krisis ekonomi untuk memutuskan apakah akan memberi Presiden Donald Trump empat tahun lagi atau kirim Demokrat Joe Biden ke Gedung Putih. Jumlah pemungutan suara awal yang memecahkan rekor - lebih dari 100 juta - telah diberikan dalam pemilihan yang membuat negara itu gelisah dan sedang diawasi dengan ketat di ibu kota di seluruh dunia. Biden sementara mengungguli Trump dalam perhitungan sementara.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Keponakan mantan Presiden AS Donald Trump, Mary Trump, mengatakan pemblokiran akun Twitter membuat pamannya kesal.

Bahkan penutupan akun Twitter itu membuat Trump lebih marah daripada kalah pemilu dari Joe Biden.

Mary Trump merupakan psikolog klinis yang menulis buku tentang Donald Trump dan keluarganya.

Kepada Insider, Mary mengatakan pamannya itu sebenarnya 'tidak peduli dengan politik'. 

Sebaliknya, Donald Trump jauh lebih kecewa dengan keputusan Twitter menutup akunnya secara permanen dan penarikan ajang kejuaraan 2022 dari klub golfnya di Bedminister, Jersey.

"Saya pikir dilarang dari Twitter dan keputusan PGA menarik  turnamen dari lapangan golf Trump mungkin adalah hal terburuk yang terjadi padanya dalam empat tahun terakhir," kata Mary kepada Insider, Kamis.

Baca juga: Para Mantan Presiden Amerika, Kecuali Donald Trump, Kampanyekan Program Vaksinasi Covid-19

Baca juga: POPULER Internasional: Donald Trump Minta Amerika Ingat Jasanya | Sumber Pendapatan Meghan-Harry

Mantan Presiden AS Donald Trump berpidato di Conservative Political Action Conference (CPAC) yang diadakan di Hyatt Regency pada 28 Februari 2021 di Orlando, Florida. (JOE RAEDLE via AFP)

"Bagaimana (hidupnya) tanpa bermain Twitter?"

"Karena dia pun harus menyadari bahwa orang-orang sebenarnya tidak memperhatikannya dengan cara yang sama," ujar Mary.

Menurut Mary, keterkaitan Trump dengan Partai Republik sedikit banyak membantu eksistensinya.

"Jika dia menjadi tidak relevan seperti orang lain yang kalah dalam pemilihan, maka saya pikir kondisi mentalnya akan jauh berbeda," jelasnya.

Komentar serupa pernah dilontarkan reporter New York Times, Maggie Haberman, pada Februari lalu.

Di akun Twitter @maggieNYT, reporter ini mengatakan Trump lebih sedih kehilangan hak istimewa untuk menjadi tuan rumah turnamen golf PGA di Bedminister daripada dimakzulkan lagi.

Diketahui Trump dimakzulkan kedua kalinya karena kasus kerusuhan di Gedung Kongres AS.

STERLING, VA - 13 DESEMBER: Presiden AS Donald Trump mengendarai mobil golf nomor 45 saat ia bermain golf di Trump National Golf Club pada 13 Desember 2020 di Sterling, Virginia. (Al Drago/Getty Images/AFP)

"Dia marah tentang pemakzulan, kata orang-orang yang telah berbicara dengannya. Tapi reaksi terhadap keputusan PGA berbeda besarnya," cuit Haberman.

Akun Twitter Trump resmi diblokir pada Januari 2021.

Paltform media sosial berlambang burung ini menilai mantan presiden berisiko memicu hasutan untuk kekerasan.

Politicio merinci cara Trump mengungkapkan pemikirannya setelah akun Twitternya ditutup.

Trump berusaha mengirim cuitan-cuitan lewat akun lain, sebelum akhirnya diblokir juga oleh Twitter.

Pada Rabu (10/3/2021) lalu, Trump tiba-tiba merilis pernyataan melalui email mengenai vaksinasi di Amerika Serikat saat ini.

Mengutip NYPost, Trump mengatakan jika bukan karena dia, warga AS kemungkinan tidak akan pernah mendapat vaksin Covid-19. 

Baca juga: Trump Minta AS Mengingat Jasanya: Jika Saya Bukan Presiden, Kalian Tidak Akan Mendapat Vaksin Corona

Baca juga: 9 April PM Jepang Dijadwalkan Temui Biden di Washington, Bahas Laut China Selatan

Donald Trump tersenyum saat sesi pleno KTT NATO di hotel Grove di Watford, timur laut London pada 4 Desember 2019. (Adrian DENNIS / AFP)

"Saya harap semua orang ingat ketika mereka mendapatkan Vaksin COVID-19 (sering disebut sebagai Virus China), bahwa jika saya bukan Presiden, Anda tidak akan mendapatkan 'suntikan' yang indah itu selama 5 tahun, paling banter."

"Bahkan mungkin tidak akan mendapatkannya sama sekali," kata Trump dalam sebuah pernyataan.

"Saya harap semua orang ingat!" lanjut dia.

Buku Mary Trump tentang pamannya berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' diterbitkan tahun lalu dan terjual lebih dari satu juta eksemplar pada minggu pertama.

Buku itu memuat pengamatan Mary Trump terhadap pamannya sebelum terpilih menjadi presiden.

Mary yang merupakan psikolog klinis ini juga merinci dinamika keluarga yang membentuk kepribadian Trump saat ini.

Mary Trump juga menepis kemungkinan Trump mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada 2024.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini