Sementara, pejabat tinggi pemerintah telah membantah bahwa dia dalam kesehatan yang buruk.
Bahkan ketika beredar spekulasi di internet bahwa dia sakit dan mungkin tidak mampu beraktivitas karena penyakit tersebut.
Magufuli telah lama meremehkan tingkat keparahan COVID-19.
Dia bahkan mendesak warga Tanzania untuk berdoa, menghirup uap, dan menerapkan pengobatan lokal untuk melindungi diri dari penyakit pernapasan.
Baca juga: Batu Tanzanite, Permata Asal Tanzania yang Tidak Cocok Dijadikan Cincin, Ini Sejarah Penemuannya
Tanzania Tak Rilis Data Covid-19 Sejak April 2020
Tanzania berhenti merilis total kasus infeksi Covid-19 pada April 2020.
Pada Juni 2020, Magufuli menyatakan bahwa negara itu bebas virus corona karena intervensi ilahi.
Dia menolak untuk memakai masker wajah atau melakukan tindakan penguncian
Tetapi seminggu sebelum dia terakhir terlihat, Magufuli mengakui virus itu masih merebak, setelah Wakil Presiden Semi-otonom Zanzibar terungkap telah meninggal karena Covid-19.
Baca juga: Cerita Penambang di Tanzania yang Tajir Mendadak Seusai Temukan Dua Batu yang Terjual Rp 47 M
Mempunyai Julukan Bulldozer
Dijuluki "Bulldozer", Magufuli terpilih pada 2015 atas janji untuk memberantas korupsi dan meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Namun, kemerosotan ke otoritarianisme, yang menyebabkan tindakan keras terhadap media, masyarakat sipil, dan oposisi, menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu asing dan kelompok hak asasi manusia.
Pemilihannya kembali Oktober lalu ditolak oleh oposisi dan beberapa diplomat sebagai tipuan karena dugaan kecurangan, pemblokiran media asing dan tim pengamat dan kehadiran militer yang menindas.
Beberapa analis mengatakan, Magufuli telah memberikan pukulan telak bagi demokrasi di salah satu negara paling stabil di Afrika.