TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 32 orang tewas dan 165 lainnya luka-luka dalam kecelakaan kereta api yang terjadi di Mesir tengah, Jumat (26/3/2021), BBC mengabarkan.
Gerbong kereta tergelincir dan terbalik ketika dua kereta penumpang bertabrakan di dekat kota Tahta, provinsi Sohag.
Rem darurat diaktifkan pada kereta di depan oleh "orang tak dikenal", menyebabkan kereta di belakang menabraknya, kata otoritas perkeretaapian negara itu.
Presiden Abdul Fattah al-Sisi menjanjikan hukuman berat bagi mereka yang melakukannya.
Baca juga: Mobil Ditabrak Kereta Api di Sukodadi, Pengemudi dan Penumpang Tewas di Lokasi
Baca juga: Pengemudi dan Penumpang Tewas Terlempar dari Mobilnya Setelah Ditabrak Kereta Api di Sukodadi
"Siapapun yang menyebabkan kecelakaan yang menyakitkan ini karena kelalaian atau korupsi, atau apapun yang serupa, harus menerima hukuman jera tanpa pengecualian atau penundaan," tweetnya.
Insiden itu terjadi sekitar 365 km di selatan ibu kota Kairo.
Salah satu kereta sedang melakukan perjalanan antara kota selatan Luxor dan pelabuhan Mediterania Alexandria, sementara yang lainnya melakukan perjalanan antara ibu kota Kairo dan kota Aswan di Mesir selatan.
Lebih dari 70 ambulans dikirim ke lokasi kecelakaan untuk membawa korban luka ke rumah sakit.
Foto dari tempat kejadian menunjukkan gerbong terbalik di dekat saluran air.
"Kami membutuhkan seorang pejabat untuk datang melihat apa yang telah terjadi."
"Mereka tidak dapat mengeluarkan orang-orang dari bawah kereta," kata seorang pria di tempat kejadian kepada kantor berita Reuters.
Ia menambahkan bahwa crane diperlukan untuk membantu upaya penyelamatan.
"Orang-orang sudah mati, kita bahkan tidak bisa menyelamatkan mereka yang masih hidup."
Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengunjungi lokasi kecelakaan, menjanjikan kompensasi finansial kepada keluarga para korban.
Madbouly mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan proyek kereta api untuk mencegah kecelakaan mematikan serupa, lapor situs web Ahramonline Mesir.
Baca juga: Tarif Tiket Kereta Bandara Railink Makin Murah, Sekarang Mulai dari Rp 5 Ribu
Baca juga: Penumpang Kereta Bisa Pesan Layanan GeNose C19 Via Online
Dilansir The Guardian, sistem perkeretaapian Mesir memiliki sejarah peralatan yang dirawat dengan buruk dan manajemen yang buruk.
Angka resmi menunjukkan ada 1.793 kecelakaan kereta terjadi pada tahun 2017 di seluruh negeri.
Pada 2018, sebuah kereta penumpang tergelincir di dekat kota selatan Aswan, melukai sedikitnya enam orang dan mendorong pihak berwenang untuk memecat kepala perkeretaapian negara itu.
Pada tahun yang sama, presiden Abdel Fatah al-Sisi, mengatakan bahwa pemerintah kekurangan sekitar 250 miliar pound Mesir untuk merombak sistem rel yang rusak.
Al-Sisi berbicara sehari setelah kereta penumpang bertabrakan dengan kereta kargo, menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk seorang anak-anak.
Setahun sebelumnya, dua kereta penumpang bertabrakan di luar kota pelabuhan Mediterania di Alexandria, menewaskan 43 orang.
Pada 2016, setidaknya 51 orang tewas ketika dua kereta komuter bertabrakan di dekat Kairo.
Kecelakaan kereta api paling mematikan di Mesir terjadi pada tahun 2002, ketika lebih dari 300 orang tewas setelah kebakaran meletus di sebuah kereta yang melakukan perjalanan dari Kairo ke Mesir selatan.
Baca juga: Kemenhub Ajak Jepang Bahas Lagi Kelanjutan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Baca juga: Seorang Pria Diduga Sengaja Tabrakkan Diri ke Kereta yang Melaju
Baca juga: Erick Thohir Ingin Industri Kereta Indonesia Perluas Pasar Internasional
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Material Rel Berkecepatan Tinggi Diimpor Langsung dari China
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita kecelakaan kereta api lainnya