TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pimpinan Kurdi di timur laut Suriah menangkap sembilan orang, termasuk tersangka anggota ISIS dalam operasi anti-ISIS.
Daerah tersebut merupakan lokasi yang digunakan untuk menampung keluarga para militan.
Dilansir Tribunnews dari Al Jazeera, operasi anti-ISIS ini diikuti hampir 5.000 pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Kritik Muncul saat Hillary Clinton Besut Serial Dokumenter Heroiknya Wanita Kurdi
Kegiatan ini berlangsung di tengah lonjakan serangan di kamp al-Hol, rumah bagi lebih dari 60.000 orang, yang merupakan bagian dari pendukung atau keluarga militan ISIS.
Dalam pernyataan pasukan Kurdi dijelaskan bahwa kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah menewaskan 47 jiwa.
Mereka tewas dibunuh oleh militan ISIS di dalam kamp sejak awal tahun.
Baca juga: Putri WS Rendra Sebut Istri Mendiang Adi Kurdi Meninggal karena Kanker
Menurut Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, Rami Abdul Rahman, ada lebih dari 30 orang ditangkap dalam operasi penyisiran di dalam dan sekitar kamp al-Hol.
"Penangkapan sedang berlangsung, sebagai bagian dari operasi selama berhari-hari oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang merupakan kekuatan tempur utama pemerintah daerah Kurdi, milisi Kurdi YPG dan pasukan polisi lokal," kata Abdul Rahman.
Rahman menambahkan, warga Suriah dan orang asing yang dicurigai mendukung ISIS telah ditangkap.
Pejabat SDF mengkonfirmasi operasi tersebut, dengan salah satu dari mereka mengatakan itu akan berjalan sekira 10 hari.
Sebuah video yang dirilis oleh YPG menunjukkan milisi berbaris menuju kendaraan.
Baca juga: Istri Aktor Adi Kurdi Meninggal Dunia, Jenazah Disemayamkan di Aula Bengkel Teater Rendra
Secara terpisah, juru bicara Kolonel Koalisi pimpinan AS Wayne Marotto mengatakan lewat Twitter bahwa pasukan pimpinan Kurdi juga mendaftarkan penduduk di kamp menggunakan teknologi biometrik.
Teknologi tersebut dimaksudkan untuk membantu "menjaga keamanan dengan mengidentifikasi (mereka yang tinggal di kam) yang terkait dengan kegiatan teroris" .
Marotto mengatakan operasi itu bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan mereka yang tinggal di kamp.