TRIBUNNEWS.COM - Regulator Inggris telah menemukan total 30 kasus pembekuan darah setelah penggunaan vaksin AstraZeneca, 25 kasus lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya.
Dilansir Mirror, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) mengatakan pada hari Kamis (1/4/2021) bahwa pihaknya tidak menerima laporan peristiwa pembekuan setelah penggunaan vaksin yang dibuat oleh BioNTech dan Pfizer.
Namun pejabat kesehatan mengatakan mereka masih percaya bahwa manfaat vaksin dalam pencegahan Covid jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.
Dengan rata-rata sekitar 3.000 pembekuan darah yang terjadi di Inggris setiap bulannya, tidak jelas apakah kasus pada orang yang pernah mendapatkan vaksin AstraZeneca terkait dengan suntikan itu hanya kebetulan.
Baca juga: Jerman Batasi Penggunaan AstraZeneca untuk Usia di Bawah 60 Tahun karena Laporan Pembekuan Darah
Baca juga: ITAGI Rekomendasikan Interval Penyuntikan Dosis Vaksin AstraZeneca 8 Minggu
MHRA mengatakan dalam sebuah laporan:
"Manfaat vaksin terhadap COVID-19 terus lebih besar daripada risikonya."
"Anda harus terus mendapatkan vaksin ketika diberi kesempatan untuk melakukannya."
Pemerintah Inggris telah menyatakan bahwa vaksin Oxford / AstraZeneca aman dan telah menyelamatkan ribuan nyawa.
Beberapa negara membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca sementara yang lain telah melanjutkan vaksinasi.
Penyelidikan terhadap laporan pembekuan darah yang jarang terjadi, dan terkadang parah, terus berlanjut.
Baca juga: PBNU Nyatakan Vaksin AstraZeneca Suci dan Dapat Digunakan Dalam Kondisi Normal
Baca juga: Mual, Demam, Sakit Kepala Usai Divaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara, Komnas KIPI: Reaksi Ringan