Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang mulai menata bangkai kapal-kapal yang rusak akibat tsunami 10 tahun.
Kementerian Pertanahan melakukan pengaturan sandaran kapal di pelabuhan agar tidak merusak pelabuhan maupun kapal itu sendiri dan memudahkan kapal diselamatkan saat tsunami datang kembali.
"Kami mulai membereskan kapal yang rusak akibat tsunami Gempa Bumi Besar Jepang Timur 10 tahun lalu. Demikian pula pelabuhan tersebut rusak parah akibat tabrakan kapal dan fasilitasnya banyak yang hancur," papar sumber Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Kasus KDRT di Jepang Masih Tinggi, Korban Paling Banyak Wanita
Baca juga: Peringatan Tsunami Jepang Dicabut, KBRI Tokyo Minta WNI Tetap Waspada
Saat Gempa Bumi Besar Jepang Timur, tsunami besar melanda Pelabuhan Tohoku dan Kanto, dan lebih dari 50 persen kapal yang ditambatkan dalam survei oleh Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata tidak dapat mengungsi tepat waktu dan bertabrakan dengan dermaga, merusak fasilitas dan bahkan kapal terbawa arus tsunami pindah ke daratan.
Akibatnya banyak pelabuhan mengalami kerusakan.
Setelah gempa bumi, Kementerian Pertanahan, Prasarana, Transportasi, dan Pariwisata melanjutkan pembangunan dermaga yang tahan terhadap guncangan gempa dan tsunami.
"Tetapi kami baru saja meringkas langkah-langkah untuk mengurangi kerusakan sekunder di pelabuhan dengan kapal," uajrnya.
Menurutnya, efektif untuk menambatkan kapal dari luar pelabuhan dengan ujung depan kapal menghadap ke lautan bebas.
Dengan mengarahkan bagian depan kapal ke bagian luar pelabuhan ke arah lautan lepas, akan memudahkan kapal dapat mengungsi ke luar pelabuhan segera setelah peringatan tsunami muncul.
Di beberapa dermaga di Pelabuhan Nagoya, upaya sudah mulai dilakukan untuk menambatkan bagian depan kapal ke arah luar pelabuhan.
Selain itu, dengan asumsi kapal akan menabrak, dikatakan bahwa peralatan untuk meredam benturan di dermaga dan tembok laut serta pagar untuk mencegah kapal melaju ke dermaga harus dipasang.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata telah memutuskan untuk fokus pada langkah-langkah perangkat lunak seperti revisi pelabuhan BCP (rencana kesinambungan bisnis), mengatakan bahwa dibutuhkan waktu dan biaya untuk mengambil tindakan di sisi peralatan.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com