TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Taiwan akan menggelar latihan tempur skala besar menggunakan skenario ada serangan dari China Daratan.
Latihan ini bagian dari latihan perang tahunan yang mencakup simulasi komputer serta latihan tembakan langsung, yang dilakukan di tengah ketegangan yang membara dengan Beijing.
Negara pulau yang tak diakui China itu akan melakukan tahap pertama latihan Han Huang, antara 23 dan 30 April.
Kementerian Pertahanan Taiwan menginformasikan Rabu (7/4/2021), fase kedua akan digelar Juli, dan termasuk manuver tempur di dunia nyata.
"Latihan dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang mensimulasikan semua kemungkinan skenario invasi musuh di Taiwan," kata Mayjen Liu Yu-Ping dikutip Russia Today, Rabu (7/4/2021).
Baca juga: Pesawat Tempur China dan AS Masuk Zona Pertahanan Taiwan
Baca juga: Sistem Rudal Taiwan Siaga saat Jet-jet Tempur China Terbang Melintas
Baca juga: China Tegas Peringatkan Taiwan Kemerdekaan Berarti Perang
Ia menambahkan porsi simulasi latihan akan berlangsung sepanjang waktu. Siaran pers Kementerian Pertahanan juga mengatakan latihan tembak langsung Juli fokus pada penguatan pertahanan udara.
Aspek lain menguji kesiapan operasi angkatan laut gabungan, kesiapan tempur, lepas landas dan pendaratan pesawat tempur dan operasi anti-pendaratan bersama.
Pengumuman itu datang segera setelah Beijing melakukan putaran latihan tidak jauh dari Taiwan, yang mereka anggap provinsi yang memberontak.
Latihan China melibatkan manuver grup kapal induk di dekat pulau, yang mendorong Taipei mengklaim pesawat China melanggar wilayah udaranya.
Beijing berulang kali melakukan fly-over di Selat Taiwan dalam beberapa pekan terakhir. Taiwan melaporkan kehadiran 20 pesawat China di wilayah udara mereka dalam satu hari pada Maret.
Angkatan Laut AS sebagai sekutu utama Taiwan, mengirim kelompok kapal induknya ke Laut Cina Selatan tidak lama setelah operasi China.
Ini menjadi kehadiran kali kedua armada kapal induk itu selama awal tahun ini. Washington secara aktif mendukung Taiwan melaan Beijing.
Bulan lalu, AS memberi persetujuan pembentukan kelompok kerja penjaga pantai, kesepakatan pertama pulau itu dengan pemerintahan Joe Biden.
Meski begitu, Biden belum melanjutkan kebijakan pendahulunya yang menjual persenjataan ke Taiwan. Di sisi lain, Biden mengambil nada yang semakin keras terhadap Beijing.