News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Militer Iran Tak Ragu Genjot Produksi Senjata Secara Mandiri

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah rudal yang ditembakkan oleh pasukan militer Iran ke Pangkalan AS di Irak.

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Alireza Tangsiri mengatakan pasukan IRGC akan melanjutkan upaya peningkatan kemampuan mandiri mempertahankan negara dan Revolusi Islam.

"Pasukan Angkatan Laut IRGC tidak ragu-ragu sedikit pun dalam membuka jalur kekuatan dan mereka siap membela habis-habisan untuk Revolusi Islam di titik mana pun di dunia," kata Laksamana Muda Tangsiri Rabu (7/4/2021) waktu Teheran.

Dia menambahkan Amerika tidak mendukung keamanan Iran, stabilitas, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ilmiah dan martabat internasional, dan terus berupaya memblokir kemajuan negaranya.

Dalam sambutan yang relevan pada Maret, Laksamana Muda Tangsiri mengatakan negara Iran akan melanjutkan kemajuannya dalam produksi alutsista secara mandiri.

"Sanksi telah menyebabkan swasembada produksi alutsista dan swasembada dan produksi ini akan berlanjut pada tahun ini," kata Tangisiri.

Baca juga: PM Israel Benyamin Netanyahu Tolak Kesepakatan Baru Nuklir Iran

Baca juga: Intelijen Iran Ringkus Mata-mata Asing di Perbatasan Iran-Azerbaijan

Dia juga merujuk pada layanan yang diberikan Angkatan Laut IRGC dalam pembangunan rumah sakit, klinik khusus, dermaga penangkapan ikan, dan kolam apung.

Matra militer laut itu juga membangun sekolah dan rumah untuk orang-orang serta pembangunan jalan dan pasokan air.

Tangsiri menambahkan, akan lebih banyak upaya akan dilakukan untuk meningkatkan layanan untuk mewujudkan slogan pemimpin Iran tahun ini.

Percepat Produksi Alutsista Dalam Negeri 

Juga di akhir Maret, Komandan IRGC Mayjen Hossein Salami dalam suratnya kepada pemimpin spiritual Iran menggarisbawahi upaya untuk lebih mengurangi dampak sanksi AS terhadap Iran.

Dalam pesannya kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei, Jenderal Salami bereaksi terhadap pedoman yang ditetapkan pemimpin selama pidato tahun baru baru-baru ini.

Kepala IRGC menjanjikan upaya untuk mempercepat produksi dalam negeri, memerangi korupsi, memobilisasi para ahli muda negara dan menawarkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Ini sebagai bagian kampanye untuk melemahkan musuh dan mencegah mereka mengikuti strategi tekanan terhadap bangsa Iran.  

“Inti dari pesan (pemimpin) ini adalah agar Iran yang terkasih tumbuh kuat dalam terang imannya ke tingkat yang akan membuat kebijakan jahat musuh tidak efektif dan menetralkan mimpi jahat musuh,” kata Jenderal Salami.

“Kami akan tetap di lapangan, berdiri bahu membahu dengan orang-orang, menjalankan kata-kata Yang Mulia,… mengatasi musuh dan strateginya, dan membuat negara kebal terhadap konsekuensi dari sanksi yang kejam,” katanya.

Jenderal Salami menambahkan IRGC telah mendirikan markas besar yang akan bekerja untuk menerapkan pedoman dan instruksi Ayatollah Khamenei secara tepat.

Selama pidato pertamanya kepada negara pada tanggal 20 Maret, Ayatollah Khamenei menetapkan tahun kalender Iran baru tahun 1400 sebagai tahun "Produksi: Dukungan dan Penghapusan Hambatan."

Iran akan bekerja mengurangi dampak sanksi sepihak Amerika, yang terutama menargetkan mata pencaharian orang-orang Iran.

Ayatollah Khamenei menyerukan upaya untuk menghilangkan hambatan dalam cara produksi dalam negeri, yang ia pandang sebagai kunci untuk menghadapi sanksi barat terhadap bangsanya.

Dalam pidato lain sehari kemudian, Khamenei menegaskan kembali seruan tersebut, mengatakan perencanaan yang benar dan manajemen anti-korupsi yang kuat diperlukan untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Serangan ke Kapal Kargo Iran di Laut Merah

Perkembangan menararik lain awal pecan ini, media New York Times (NYT) merilis kabar berdasar sumber berita mereka, Israel terlibat serangan bersenjata atas kapal kargo Iran, Saviz di Laut Merah.

Serangan itu melibatkan peluru kendali atau ranjau laut. Bodi kapal kargo itu rusak di bagian bawah yang terendam air.

Belum ada konfirmasi resmi dari Teheran atas laporan serangan itu. Begitu juga Israel bungkam terkait klaim ini.

Menurut sumber NYT, Israel memberi tahu AS pasukannya telah menyerang kapal Iran, Saviz, di Laut Merah.

Menurut pejabat anonim itu, Israel menyebut serangan itu sebagai pembalasan atas serangan Iran sebelumnya terhadap kapal-kapal Israel.

Pejabat itu juga mencatat badan kapal Saviz rusak di bagian bawah permukaan air. Serangan itu dilakukan setelah armada kapal induk AS Dwight D. Eisenhower menjauh dari area serangan.

Pada saat Saviz diserang, pejabat itu mencatat, armada kapal induk Eisenhower berada sekitar 200 mil jauhnya dari kapal kargo itu.

Pentagon Mengetahui Insiden Itu

Juru bicara Pentagon Komandan Jessica L McNulty mengatakan kepada The Hill, AS mengetahui laporan mengenai Saviz.

"Kami dapat memastikan tidak ada pasukan AS yang terlibat dalam insiden tersebut," kata McNulty. “Kami tidak memiliki informasi tambahan untuk diberikan,” imbuhnya.

Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim News Agency, melaporkan pada Selasa, mengutip informasi yang diperoleh reporternya di lapangan.

"Kapal Iran Saviz telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pasukan komando Iran yang dikirim dalam misi pengawalan kapal komersial (anti-pembajakan)," lapor Tasnim.

TV Al Arabiya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kapal itu diserang di lepas pantai Eritrea.

Peristiwa ini merupakan hal terbaru dari serangkaian serangan yang dilaporkan terhadap kapal-kapal milik Israel dan Iran sejak akhir Februari 2021.

Ada tiga serangan lain yang dilaporkan terhadap kapal milik Iran atau Israel sejak 25 Februari. Pada 25 Maret, sebuah kapal kargo milik sebuah perusahaan Israel diduga terkena rudal di Laut Arab.

Israel mencurigai agen Iran di balik serangan ini. Meski ada kerusakan, menurut seorang pejabat senior keamanan Israel, kapal itu bisa melanjutkan perjalanannya.

Dua minggu sebelumnya, media pemerintah Iran mengutip seorang penyelidik Iran yang mengatakan Israel kemungkinan besar berada di balik ledakan yang menyebabkan kebakaran kecil di kapal kontainer Iran di Mediterania.

Silih Serang Tuduhan di Laut Merah

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menolak berkomentar langsung pada saat itu tetapi menuduh Iran secara teratur mengirim senjata ke proksinya di wilayah tersebut.

Pada 26 Februari, Netanyahu menyalahkan Iran atas ledakan di kapal pengangkut kendaraan milik Israel di Teluk Oman.

Seorang pejabat AS mengatakan ledakan itu membuat lubang di kedua sisi lambungnya dan seorang pejabat Israel mengatakan ranjau limpet digunakan. Iran membantah bertanggung jawab.

Menurut The NYT, beberapa saluran media sosial Telegram yang dijalankan oleh anggota Korps Pengawal Revolusi Islam menuduh Tel Aviv berada di balik ledakan tersebut.

Insiden yang dilaporkan dengan Saviz terjadi di tengah ketegangan maritim yang memanas antara Iran dan Israel, dengan kedua negara bertukar tuduhan saling menyerang kapal satu sama lain.

Musuh bebuyutan itu bertukar tuduhan. Insiden tersebut terjadi sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada 20 Januari dan berkomitmen bergabung kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pendahulunya, Presiden Donald Trump, menarik diri dari JCPOA, dalam sebuah langkah yang disambut gembira oleh Israel.

Iran dan AS pada Selasa meluncurkan pembicaraan tidak langsung di Wina yang mencakup kekuatan lain tentang cara-cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Baik Iran dan AS menyebut pembicaraan itu konstruktif.  Sebaliknya, Israel menyambut negative pertemuan Wina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam komentarnya kepada anggota parlemen dari partai sayap kanan Likud, mengatakan seharusnya tidak ada usaha kembali ke kesepakatan nuklir berbahaya.

"Secara paralel kita harus terus menangkis permusuhan Iran di wilayah kita," tambahnya. Ancaman ini menurut Netanyahu, bukanlah masalah teoretis.

“Saya tidak mengucapkannya secara retoris. Kita harus mengambil tindakan di hadapan rezim fanatik di Iran, yang mengancam akan menghapus kita dari muka bumi," kata Netanyahu.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Selasa, menegaskan, pemerintahan Biden tidak mengantisipasi perubahan apa pun pada kebijakan Iran di tengah negosiasi pemulihan kesepakatan nuklir.(Tribunnews.com/FARS/Aljazeera/RT/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini