Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lemari es Zaman Edo Jepang (1603-1868) ternyata masih bisa dilihat di Museum Urayasu City Folk di Tokyo hingga kini.
Barang sangat langka tersebut dapat dilihat langsung secara gratis ketika memasuki museum milik pemda setempat.
Lemari es di Zaman Edo, hanya kalangan bangsa dan raja saja yang bisa memilikinya.
Karena sejak ditemukan lemari es tahun 1854 di Amerika Serikat harganya sangat mahal dan hanya bangsawan orang kaya dan raja saja yang bisa memilikinya karena harus impor dari AS.
Lalu sebelum ada mesin lemari es dari AS bagaimana mereka mengawetkan berbagai bahan makanan di musim panas.
Jepang memiliki 4 musim, panas, gugur, dingin dan musim semi.
Ternyata di Jepang ada tempat-tempat, seperti gua yang sangat dalam dan selalu dingin, meskipun di masa musim panas sekalipun.
Pada saat musim dingin, salju, es yang ada disimpan disembunyikan di dalam gua-gua tersebut sebagai bahan persediaan (stok) untuk musim panas.
Es di rumah es ini dipersembahkan kepada tuan feodal pada setiap tanggal 1 Juni.
Itulah sebabnya tanggal 1 Juni ada yang menyebutnya sebagai Hari Es di Jepang.
Rumah es bergaya Engi digali di dalam tanah. Rumah es ini adalah rumah es batu yang menggunakan lubang angin dan sejenisnya.
Tampaknya bahan isolasi panas adalah tenda.
Rumah es batu masih ada di Istana Kekaisaran Sento di Kyoto (periode Edo awal Kaisar Mimizuo), dan daerah tersebut masih tetap dingin daerah hingga kini.