TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Iran menolak keras pernyataan Kepala Keamanan Ukraina soal insiden penembakan pesawat penumpang tahun lalu.
Seperti diketahui, Ukraine International Airlines (UIA) dikabarkan tertembak jatuh dan diklaim aksi tersebut dilakukan secara sengaja.
Munculnya klaim bahwa insiden mematikan tersebut disengaja telah mendapat penolakan dari Iran.
Diansir Al Jazeera, Teheran lantas menyebut beberapa pihak sengaja mempolitisasi masalah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh menyayangkan sikap pejabat Ukraina.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Militer di Ukraina, 22 Penumpang yang Didominasi Taruna Tewas
Baca juga: Aksi Pembajakan Bus di Ukraina Selesai setelah Presiden Rekomendasikan Film Joaquin Phoenix
"Para pejabat Ukraina secara terbuka terus menyiarkan "hipotesis pribadi dan dipesan lebih dahulu, meskipun laporan teknis ditawarkan oleh Iran," katanya pada Sabtu (17/4/2021).
Dia menduga, Ukraina tidka menyelesaikan kasus penerbangan PS752, yang jatuh menewaskan 176 orang di dalamnya.
Menurutnya, pihak tertentu ingin mendapatkan keuntungan politik "dengan menghubungkan kecelakaan yang menyakitkan ini dengan masalah lokal atau urusan luar negeri dengan negara lain".
Komentar itu muncul setelah Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov, mengatakan insiden itu adalah "serangan sadar" yang mungkin ditujukan untuk mencegah Amerika Serikat menyerang Iran.
Baca juga: Houthi Kembali Serang Arab Saudi, Fasilitas Minyak dan Sistem Pertahanan Rudal Jadi Sasaran
Baca juga: Dua Kapal Perang TNI AL Tembakkan Rudal Buatan China C-705, Target Langsung Tenggelam
Dua Rudal Sasar Pesawat Ukraina
Penerbangan Ukraine International Airlines ditembak jatuh dengan dua rudal ditembakkan dari sistem pertahanan udara Islamic Revolutionary Guard Corp pada awal Januari 2020.
Serangan ini terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke dua pangkalan AS di negara tetangga Irak.
Serangan terhadap kepentingan AS itu merupakan tanggapan atas pembunuhan Qassem Soleimani , jenderal tertinggi Iran, dalam serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan beberapa hari sebelumnya oleh Presiden Donald Trump.
Laporan teknis terakhir Iran tentang jatuhnya pesawat mengatakan "kesalahan manusia" karena sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara di dekat Bandara Internasional Imam Khomeini belum dikalibrasi ulang setelah dipindahkan sesaat sebelum insiden.