TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden angkat bicara soal putusan persidangan Derek Chauvin yang merenggut nyawa pria kulit hitam, George Floyd.
Biden menyebut bahwa putusan bersalah bagi Derek Chauvin membuktikan bahwa hukum menang atas aparat kepolisian yang tak adil.
"Tidak seorang pun seharusnya berada di atas hukum dan putusan hari ini mengirimkan pesan itu," ucap Biden, yang berbicara dari Gedung Putih, seperti dilansir Tribunnews dari CNN.
"Tetapi itu tidak cukup. Kami tidak bisa berhenti di sini, " tegas Biden.
Biden mencatat bahwa "untuk mewujudkan perubahan dan reformasi yang nyata, kami dapat dan kami harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi kemungkinan tragedi seperti ini akan terjadi atau terulang kembali."
Presiden mengutip tujuan nasional mengenai keselamatan dan inklusi bergerak maju, berharap keputusan juri dapat membantu "memastikan orang kulit hitam dan coklat, idak takut interaksi dengan penegak hukum."
Baca juga: Administrasi Biden akan Lanjutkan Penjualan Senjata Senilai Rp 335 Triliun ke UEA
Baca juga: POPULER Internasional: Fakta Pemakaman Pangeran Philip | Wanita Ancam Bunuh Wapres AS Kamala Harris
Biden mengatakan harapannya untuk masa depan berpusat pada tingkat kenyamanan bagi orang tua di komunitas minoritas.
"Mereka tidak perlu khawatir apakah putra atau putri mereka akan pulang setelah toko kelontong atau hanya berjalan di jalan atau mengendarai mobil atau bermain di taman," katanya.
"Ini membutuhkan pengakuan dan konfrontasi, langsung, rasisme sistematis dan disparitas rasial yang ada dalam kepolisian dan dalam sistem peradilan pidana kita," kata Presiden.
Baca juga: Reaksi Pendukung George Floyd saat Dengar Putusan Hakim atas Derek Chauvin: Penuh Air Mata Kelegaan
Baca juga: Mantan Polisi Derek Chauvin Dinyatakan Bersalah atas Tewasnya George Floyd
Kamala Harris: Kami Lega Tapi Rasa Sakit Tak Hilang
Ikut menanggapi sidang putusan Derek Chauvin, Wakil Presiden Kamala Harris membahas putusan bersalah dalam kasus Derek Chauvin.
Harris mencatat bahwa AS masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan.
"Hari ini kami merasa lega. Tetap saja, itu tidak bisa menghilangkan rasa sakit. Ukuran keadilan tidak sama dengan keadilan yang setara. Putusan ini membawa kita selangkah lebih dekat, dan faktanya, kita masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Kami masih harus mereformasi sistem," kata Harris dalam sambutannya di Gedung Putih.
Harris juga mengadvokasi George Floyd Justice in Policing Act yang bertujuan mencegah kesalahan polisi.
Baca juga: Fakta-fakta Persidangan Derek Chauvin Hari Ketiga, Keterangan Kasir soal Uang Palsu George Floyd
Dia mengatakan pemerintahan Biden akan terus mendesak Senat untuk mengesahkan undang-undang ini.
"RUU ini akan meminta pertanggungjawaban penegakan hukum dan membantu membangun kepercayaan antara penegak hukum dan komunitas kami," katanya tentang RUU yang dia perkenalkan musim panas lalu ketika dia menjadi senator.
"RUU ini adalah bagian dari warisan George Floyd."
Harris membahas sejarah panjang rasisme sistemik di negara itu, dan bagaimana kehidupan orang kulit hitam "harus dihargai".
"Inilah kebenaran tentang ketidakadilan rasial, ini bukan hanya masalah orang kulit hitam Amerika atau masalah orang kulit berwarna. Ini adalah masalah bagi setiap orang Amerika," lanjutnya.
"Kami semua adalah bagian dari warisan George Floyd dan tugas kami sekarang adalah menghormatinya, dan menghormatinya," kata Harris.
Baca juga: Sidang Derek Chauvin, Saudara Laki-laki George Floyd Ceritakan Perasaannya ketika Persidangan
Tentang George Floyd
George Floyd adalah pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi pada 25 Mei 2020 lalu.
Floyd ditahan karena diduga menggunakan uang palsu untuk membeli rokok.
Polisi Derek Chauvin yang menangani Floyd saat itu, memborgol tangan Floyd ke belakang dan menjatuhkannya ke tanah.
Tak cukup, Chauvin juga menekan leher Floyd dengan lututnya hingga Floyd tak lagi bernapas.
Aksi itu menuai gelombang kemarahan di Amerika, di mana Chauvin dianggap melakukan tindakan rasisme terhadap Floyd.
Berita lainnya terkait kasus kematian George Floyd
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani/Tiara Shelavie)