News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Sidang Derek Chauvin, Saudara Laki-laki George Floyd Ceritakan Perasaannya ketika Persidangan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kombinasi gambar yang dibuat pada 20 April 2021 ini menunjukkan mantan polisi Minneapolis Derek Chauvin mendengarkan putusan dan dibawa pergi dengan tangan diborgol dalam persidangannya atas pembunuhan George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, pada 20 April 2021. Derek Chauvin, mantan perwira polisi Minneapolis berkulit putih, dihukum pada 20 April karena membunuh George Floyd yang berkebangsaan Afrika-Amerika.

TRIBUNNEWS.COM - Saudara laki-laki mendiang George Floyd, Philonise Floyd membagikan perasaannya ketika berada di ruang sidang selama persidangan Derek Chauvin.

Ia terpaksa menyaksikan video ketika saudara laki-lakinya "dieksekusi".

"Sulit menonton video berulang-ulang. Saya menyaksikan saudara saya dieksekusi hari demi hari, hukuman mati masa kini," tuturnya kepada CNN setelah putusan diumumkan.

"Duduk di ruang sidang itu, saya tahu Tuhan dan Juruselamat saya ada di sana, dan George ada di sana," ungkapnya.

Ia menceritakan bahwa George selalu mengatakan kepadanya untuk tidak pernah menyerah, tetapi hari ini ketika petugas itu menindih lehernya, George tidak punya pilihan selain menyerah.

Baca juga: Reaksi Pendukung George Floyd saat Dengar Putusan Hakim atas Derek Chauvin: Penuh Air Mata Kelegaan

Baca juga: Sidang George Floyd, Patung hingga Rumah Saksi Polisi Penindih Floyd Dilumuri Darah Babi

Orang-orang berkumpul di luar Pusat Pemerintah Hennepin untuk rapat umum yang diadakan sebelum dimulainya persidangan mantan petugas polisi Minneapolis, Derek Chauvin pada 28 Maret 2021 di Minneapolis, Minnesota. (SCOTT OLSON / Getty Images via AFP)

Melansir CNN, saat putusan hendak dijatuhkan, Philonise Floyd mengaku mondar-mandir sebelum masuk ke ruang sidang.

"Saya memiliki iman dan saya percaya pada Tuhan, jadi saya optimis dan saya terus berkata, kita akan mendapatkan keadilan, pasti," tegasnya.

Ia lantas duduk di sana dan mendengarkan kata-kata itu diucapkan oleh hakim.

Saat itu, hakim menyatakan Derek Chauvin bersalah atas kematian George Floyd.

"Itu adalah momen yang tidak akan pernah bisa saya ulangi. Saya akan selalu menyimpannya dalam diri saya," ucapnya.

Menurutnya, mendapat keadilan sebagai orang Afrika-Amerika sangat monumental.

"Ini bersejarah. Ini momen penting dalam sejarah," tambahnya.

Baca juga: Fakta-fakta Persidangan Kasus Kematian George Floyd Hari ke-4, Sang Kekasih Dipanggil untuk Bersaksi

Tanggapan Keponakan Floyd

Keponakan George Floyd menyebut vonis bersalah itu sebagai "momen penting bagi Amerika".

Berbicara di Minneapolis setelah pengumuman keputusan juri, Brandon Williams menyatakan putusan pengadilan sudah lama tertunda, dan dalam prosesnya mengharapkan perubahan sistemik.

"Itu adalah sesuatu yang dibutuhkan negara ini untuk waktu yang lama sekarang. Mudah-mudahan hari ini adalah awal dari itu," kata Williams, seorang pria yang menurut pengacara Ben Crump "seperti anak laki-laki" bagi Floyd.

"Kami membutuhkan perubahan dalam sistem yang rusak ini. Itu dibangun untuk menindas kami. Itu dibangun untuk melawan kami," kata Williams tentang kepolisian Amerika.

"Seringkali kita melihat orang yang seharusnya melindungi dan melayani ... mereka melakukan kebalikannya."

Williams menyebut dirinya optimis menjelang putusan, mencatat bahwa secara historis bahkan bukti yang kuat tidak selalu menjamin hasil yang adil.

"Semua bukti, semua saksi, semuanya membuktikan dengan tepat apa yang kami lihat dalam video itu," katanya.

Ia menambahkan bahwa, "seringkali sistem ini mengecewakan kami sebagai pria dan wanita kulit hitam di Amerika."

Williams mengakui, kembali setiap hari selama persidangan merupakan tantangan emosional.

"Ini adalah tempat yang tepat di mana mereka mengambil seseorang yang saya cintai."

"Kali ini mudah. ​​Kami datang untuk satu hal dan satu hal saja. Itu keadilan bagi George Floyd. Dan hari ini itulah yang kami dapatkan," kata Williams.

Ibu Breonna Taylor Tanggapi Putusan Derek Chauvin: "Terima kasih Tuhan"

Secara terpisah, ibu Breonna Taylor, Tamika Palmer, pada Selasa sore menanggapi putusan dalam persidangan Derek Chauvin, dengan mengatakan, "Terima kasih Tuhan."

Palmer juga mencuit, "Hari ini keadilan telah ditegakkan tetapi kami belum (selesai) memperjuangkan keadilan untuk semua korban dan keluarga karena belum menerima keadilan mereka."

"Ini belum berakhir," tambahnya.

Palmer mengakhiri tweetnya dengan tagar nama putrinya, Ahmaud Arbery, Adam Toledo, Jacob Blake, Daunte Wright, dan Sean Monterrosa.

Baca juga: Fakta-fakta Persidangan Hari Kedua Kasus Kematian George Floyd, 3 Remaja Hadir sebagai Saksi

Derek Chauvin Dinyatakan Bersalah

Derek Chauvin dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan (murder) tingkat dua, pembunuhan (murder) tingkat tiga, dan pembunuhan (manslaughter) tingkat dua atas George Floyd, Insider melaporkan.

George Floyd meninggal pada 25 Mei setelah Chauvin berlutut di lehernya selama lebih dari sembilan menit.

Dalam video penangkapan, Floyd, yang kematiannya memicu protes ketidakadilan rasial di seluruh dunia, berulang kali terdengar mengatakan dia tidak bisa bernapas.

Chauvin menghadapi hukuman hingga 40 tahun penjara untuk pembunuhan (murder) tingkat dua, hingga 25 tahun penjara untuk pembunuhan (murder) tingkat tiga, serta hukuman penjara hingga 10 tahun untuk pembunuhan (manslaughter) tingkat dua.

Karena Chauvin dinyatakan bersalah atas semua tuduhan, dia akan dihukum atas tuduhan tertinggi, yaitu pembunuhan tingkat dua (second-degree murder).

Baca juga: Sidang George Floyd, Patung hingga Rumah Saksi Polisi Penindih Floyd Dilumuri Darah Babi

Baca juga: Fakta-fakta Persidangan Kasus Kematian George Floyd Hari ke-4, Sang Kekasih Dipanggil untuk Bersaksi

Kombinasi gambar yang dibuat pada 20 April 2021 ini menunjukkan mantan polisi Minneapolis Derek Chauvin mendengarkan putusan dan dibawa pergi dengan tangan diborgol dalam persidangannya atas pembunuhan George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, pada 20 April 2021. Derek Chauvin, mantan perwira polisi Minneapolis berkulit putih, dihukum pada 20 April karena membunuh George Floyd yang berkebangsaan Afrika-Amerika. (AFP/Court TV)

Penuntutan sedang mengupayakan sidang Blakely untuk membuktikan bahwa ada faktor-faktor yang memberatkan.

Seperti kehadiran anak-anak selama kejahatan tersebut, yang menjamin hukuman mendekati batas maksimum yang diizinkan.

Persidangan Chauvin dimulai pada bulan Maret lalu, dengan dua minggu agenda pemilihan juri.

Lusinan saksi, termasuk para pengamat, ahli kepolisian, dan profesional medis, bersaksi selama dua minggu berikutnya.

Penuntut dan pembela memberikan argumen penutup mereka di Minneapolis pada hari Senin (19/4/2021), dengan para juri memulai musyawarah mereka sekitar jam 5 sore waktu setempat.

Baca juga: Fakta-fakta Persidangan Derek Chauvin Hari Ketiga, Keterangan Kasir soal Uang Palsu George Floyd

Baca juga: 5 Poin Inti Persidangan Hari Pertama Derek Chauvin, Polisi yang Sebabkan George Floyd Meninggal

Dari kirike kanan: Derek Chauvin, J Alexander Kueng, Thomas Lane, dan Tou Thao. (Hennepin County Sheriffs Office)

Para juri berunding selama 10 jam dan 27 menit.

Sementara itu, gedung pengadilan dan area sekitarnya dibentengi selama persidangan, dengan keamanan yang ditingkatkan saat persidangan berakhir.

Juri ditempatkan di sebuah hotel selama musyawarah.

Tiga mantan petugas polisi Minneapolis lainnya yang hadir selama penangkapan Floyd juga telah didakwa dan akan menghadapi persidangan terpisah.

Mantan polisi itu adalah Tou Thao, Thomas Lane, dan J. Alexander Kueng.

Mereka akan diadili bersama akhir tahun ini.

Berita lainnya terkait kasus kematian"George Floyd

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini