Sinyangwe mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa dampak kebijakan tersebut terhadap kekerasan oleh polisi.
Namun, beberapa kota melarang cekikan dan cengkeraman setelah kematian Floyd, kata Sinyangwe.
"Anda memang melihat dampak dari beberapa kebijakan tersebut pada data penggunaan kekuatan di departemen yang melaporkannya," katanya.
"Sebagai contoh, data penggunaan-kekuatan San Diego, Anda dapat melihat strangleholds menjadi nol segera setelah itu. Bahkan di Minneapolis, Anda dapat melihat bahwa neckrest menjadi nol segera setelah itu."
Mayoritas kasus di mana orang terbunuh oleh polisi terjadi di halte lalu lintas, gangguan rumah tangga, panggilan kesehatan mental, atau laporan tentang petugas tingkat rendah yang tidak mengikuti prosedur, menurut data Mapping Police Violence.
Beberapa perbedaan paling menggembirakan yang dilihat Sinyangwe dalam data kekerasan polisi adalah di kota-kota yang mereformasi pendekatan mereka terhadap kasus-kasus tersebut.
Dia menunjuk ke departemen Sheriff Los Angeles, yang meninjau tim penjawab kesehatan mentalnya.
"Mereka mengevaluasi kasus pada 2018, mereka menemukan bahwa ada sembilan insiden di mana departemen Sheriff mengatakan mereka akan membunuh seseorang, dan 751 kejadian di mana mereka akan menggunakan kekerasan," Kata Sinyangwe.
"Jadi ini adalah polisi yang mengakui program-program itu mengurangi penggunaan kekuatan polisi dan menyelamatkan nyawa."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lain seputar George Floyd dan Penembakan di AS