TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas jenazah warga India yang meninggal karena virus corona (Covid-19) menjalani proses kremasi karena banyak diantara mereka yang beragama Hindu.
Lalu apakah proses kremasi atau pembakaran jenazah ini berpengaruh pada penularan Covid-19 ?
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa pemakaman melalui cara penguburan maupun kremasi tidak berpotensi menimbulkan penularan virus ini.
"Pemakaman melalui cara apapun itu tidak menjadi potensi penularan ya, meskipun (melalui cara) dibakar atau dikremasi atau dikubur ya," ujar Dicky, kepada Tribunnews.com, Jumat (23/4/2021) sore.
Baca juga: Menkes: WNI dari India Boleh Masuk Indonesia dengan Syarat Karantina Selama 14 Hari
Baca juga: BREAKING NEWS: 12 dari 127 Warga India yang Tiba di Indonesia Positif Covid-19
Ia pun menjelaskan bahwa yang berpotensi menularkan virus adalah cara penanganan terhadap jenazah tersebut, baik itu cara membersihkan hingga memandikannya.
"Karena ada yang berpotensinya itu adalah ketika jenazah itu ditangani, dimandikan atau dibersihkan," jelas Dicky.
Karena itulah, saat membersihkan maupun memandikan jenazah ini, para petugas yang melakukannya tentu harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk meminimalisir kontak langsung terhadap jenazah penderita Covid-19.
"Nah kontaknya itu yang berpotensi, eh karena itu makanya harus menggunakan APD," kata Dicky.
Dicky kembali menekankan bahwa cara pemakaman seorang jenazah yang dinyatakan positif Covid-19 bukan merupakan hal yang harus dikhawatirkan karena momen ini tidak berpotensi menyebabkan penyebaran virus.
"Tapi masalah penguburannya ya tidak ada masalah, kalau misal dikubur untuk yang muslim juga ya tidak ada masalah," pungkas Dicky.