TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat akan melanjutkan kembali penggunaan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson (J&J), setelah sebelumnya sempat ditangguhkan akibat laporan adanya kasus pembekuan darah.
Dilansir INSIDER, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) memperingatkan tentang risiko pembekuan darah yang tidak biasa pada wanita di bawah 50 tahun.
Namun, vaksinasi tetap menjadi alat yang berharga untuk menghentikan pandemi.
Otoritas kesehatan AS mengatakan manfaat vaksin dalam mencegah Covid-19 lebih besar daripada risikonya.
Janet Woodcock, pelaksana tugas administrator dari Food and Drug Administration, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat (23/4/2021) bahwa regulator memiliki keyakinan penuh bahwa manfaat dari vaksin lebih besar daripada risikonya.
Baca juga: AstraZeneca dan J&J Gunakan Teknologi Vaksin yang Sama, Ada Hubungannya dengan Penggumpalan Darah?
Baca juga: Alami Reaksi Langka setelah Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, Pria di Virginia Masuk UGD
Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, mengatakan penyedia layanan kesehatan dapat segera melanjutkan penggunaan vaksin.
"Vaksin ini terbukti aman dan efektif untuk sebagian besar orang," katanya.
Sekelompok ahli independen yang menyarankan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan pada hari Jumat untuk melanjutkan distribusi vaksin.
Namun kini ada peringatan bahwa sebagian besar kasus pembekuan darah terjadi pada wanita usia 18-49 tahun.
"Beberapa berakibat fatal," katanya.
Peringatan itu juga mencatat bahwa hubungan sebab akibat antara pembekuan darah dan vaksin "masuk akal".
Sebelum ditangguhkan, AS telah memberikan sekitar 8 juta dosis vaksin J&J.
Regulator di Eropa mengatakan pada 20 April bahwa vaksinasi harus dilanjutkan, dan penerima vaksin harus diperingatkan tentang risiko adanya pembekuan darah.
Pasokan dosis vaksin COVID-19 diperkirakan akan segera melampaui permintaan.