News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Afghanistan

AS Perintahkan Staf Kedutaan Tinggalkan Kabul Jelang Diakhirinya Perang 20 Tahun di Afghanistan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang panduan CDC terbaru tentang masker untuk orang-orang yang telah divaksinasi penuh selama acara di depan Gedung Putih 27 April 2021, di Washington, DC.

Penasihat Departemen Luar Negeri, yang juga memperbarui peringatan bagi warga Amerika untuk tidak berkunjung, mengatakan bahwa "kelompok teroris dan pemberontak terus merencanakan dan melaksanakan serangan di Afghanistan".

Baca juga: Kelompok Taliban dan Pemerintah Afghanistan Capai Kesepakatan Penting

Taliban akan membebaskan 20 tahanan pemerintah Afghanistan di kota Kandahar, Afghanistan selatan. "Hari ini, 20 tahanan dari pemerintahan Kabul akan dibebaskan," ungkap Juru bicara Taliba, Suhail Shaheen di Twitter yang dikutup dari Al Jazeera. Ia menambahkan, kelompok tersebut akan diserahkan kepada perwakilan Komite Palang Merah Internasional. Pengumuman ini mengikuti serangkaian pembebasan tahanan Taliban oleh pemerintah Afghanistan. (Sorin Furcoi/Al Jazeera)

Dalam sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Khalilzad, yang telah mengawasi negosiasi dengan pemberontak Taliban selama beberapa tahun terakhir, mengatakan AS dapat memanfaatkan bantuan ratusan juta dolar ke negara itu untuk menekan mereka agar menghormati hak asasi manusia, terutama untuk perempuan.

"Talib mengatakan mereka tertarik untuk tidak menjadi paria," katanya kepada panel.

“Kami telah mengatakan bahwa jika mereka benar-benar menginginkan bantuan AS, jika mereka menginginkan penerimaan internasional, mereka ingin mengakhiri status paria mereka, semua itu akan dipengaruhi oleh cara mereka memperlakukan warga mereka sendiri - pertama dan terutama, wanita Afghanistan, anak-anak dan minoritas."

"Saya pribadi telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa masalah hak asasi manusia, khususnya hak perempuan, adalah yang kedua setelah terorisme dalam hal hierarki kepentingan kebijakan AS," katanya.

Baca juga: Bentrok Pasukan Afghanistan dan Militan Taliban Tewaskan Puluhan Orang

Dia menambahkan bahwa jika Taliban merebut kekuasaan secara militer dari pemerintah di Kabul, mereka akan mendapat sedikit dukungan internasional.

“Mereka akan menghadapi isolasi, penentangan regional, sanksi, dan penghinaan internasional,” katanya.

"Ada konsensus luar biasa di kawasan dan komunitas internasional yang menentang pengambilalihan militer oleh Taliban."

Berita lain terkait Amerika Serikat

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini