TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Pengadilan Singapura menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada pekerja migran/ tenaga kerja Indonesia asal Lampung bernama Daryati atas tuduhan membunuh majikan perempuan yang dilakukannya pada tahun 2016.
Menurut informasi dari KBRI Singapura, Daryati dijatuhi vonis pada hari Jumat (23/04/2021), setelah berhasil lepas dari hukum mati.
“Kasus Daryati sudah berlangsung selama hampir 5 tahun,” tulis KBRI Singapura dalam pernyataan yang diterima Tribunnews pada Selasa (27/4/2021)
Baca juga: Singapura Kini Jadi Tempat Terbaik untuk Ditinggali selama Pandemi Covid-19, Kalahkan Selandia Baru
Pada awalnya, Daryati didakwa dengan ancaman tunggal hukuman mati karena ditemukan bukti pembunuhan berencana.
KBRI Singapura dibantu oleh Pengacara Mohamed Muzammil mengupayakan keringanan hukuman terhadap Daryati.
Daryati pernah mengalami kekerasan di masa lalu yang mengakibatkan trauma mendalam dan mempengaruhi kondisi kejiwaannya yang didukung oleh laporan pemeriksaan ulang dari psikiatris yang ditunjuk oleh KBRI.
Baca juga: Baru Pulang dari Singapura, PMI Asal Blitar Dijemput Satgas Covid-19 untuk Isolasi Mandiri
Pada tahun 2020, Jaksa mengubah tuntutan menjadi ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
Dengan alasan keadaan keluarga dan keinginan untuk segera pulang, Daryati nekat membunuh majikan dan melukai suami majikan.
Korban meninggal dunia dengan 98 luka tusukan.
Sama seperti Indonesia, Singapura masih menerapkan hukuman mati.
Terdapat 32 jenis kejahatan yang pelakunya dapat dihukum mati, termasuk pembunuhan, narkoba, terorisme, serta kepemilikan senjata api dan bahan peledak.
Tidak hanya pada warga negara Singapura, hukuman mati juga pernah dijatuhkan kepada warga negara asing lain di Singapura.
Baca juga: Presiden dan Perdana Menteri Singapura Sampaikan Belasungkawa atas Musibah KRI Nanggala-402
KBRI menyatakan bahwa negara telah mengupayakan semua daya sesuai dengan prinsip pelindungan dan ketentuan perundang-undangan untuk bisa meringankan hukuman Daryati.
KBRI telah mendampingi proses hukum yang dijalani Daryati termasuk pemberian bantuan hukum oleh Pengacara sejak Daryati pertama kali didakwa pada tahun 2016.
KBRI juga menyampaikan apresiasi kepada Pengacara Muzammil atas pembelaan yang dilakukan sehingga Daryati terbebas dari hukuman mati.
--