TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggugat pernyataan "skizofrenia" para pejabat Washington tentang kebijakan sanksi AS terhadap Rusia.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Senin (26/4/2021) menjelaskan, sanksi anti-Rusia tak bertujuan meningkatkan ketegangan bilateral, melainkan memberi tanggungjawab material pada Moskow terkait aktivitasnya.
Lavrov mengutip pernyataan pejabat AS yang mengatakan Washington berupaya mengurangi hubungan, sembari mengambil tindakan menanggapi perilaku (Rusia) yang tidak dapat diterima.
Lavrov mengatakan pernyataan semacam itu mendiskreditkan orang-orang di Gedung Putih yang setuju dengan mereka.
Menlu Lavrov menambahkan hubungan bilateral Moskow-Washington dapat kembali ke era Perang Dingin jika AS menolak dialog.
Baca juga: Vladimir Putin Peringatkan Kekuatan Asing agar Tak Lintasi Garis Merah Rusia
Awal bulan ini, AS menjatuhkan sanksi pada 32 entitas dan individu Rusia sebagai bagian dari babak baru sanksi atas dugaan serangan siber Moskow dan tindakan bermusuhan lainnya terhadap kepentingan AS.
Washington juga mengusir 10 diplomat Rusia dari negara itu dan melarang entitas AS membeli obligasi pemerintah Rusia selama penempatan utama.
Kemenlu Rusia mengutuk sanksi tersebut bertentangan dengan kepentingan kedua negara.
Sebagai tanggapan, Rusia melarang delapan warga AS memasuki negara itu, termasuk Jaksa Agung AS Merrick Garland, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, dan Direktur FBI Christopher Wray.
Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi pada sejumlah entitas dan individu Rusia atas dugaan campur tangan mereka dalam pemilihan presiden AS 2020.
Baca juga: Rusia-AS Memanas, Presiden Joe Biden Sebut Vladimir Putin sebagai Pembunuh
Juga keterlibatan mereka yang diklaim dalam kampanye spionase dunia maya, yang mengeksploitasi platform SolarWinds. Kremlin membantah tuduhan tersebut.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengungkapkan Selasa (27/4/2021), para pejabat AS dan Rusia bermaksud membahas dan mengklarifikasi posisi mereka masing-masing mengenai sanksi itu.
"Kami akan melakukan diskusi langsung dengan rekan-rekan Rusia dalam beberapa hari mendatang, dan sudah melakukannya," kata pejabat itu mencatat Washington tak ingin meningkatkan ketegangan.
Baca juga: Tarik Dubesnya, Rusia Geram AS Sebut Putin Sebagai Pembunuh?
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada kesempatan lain mengemukakan Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha memulai negosiasi AS-Rusia tentang senjata strategis dan stabilitas global.
"Negosiasi bisa ditujukan untuk menciptakan lingkungan untuk hidup berdampingan tanpa konflik," katanya, seraya mencatat undangan tersebut telah diperluas ke pemerintahan Biden.
Sebelumnya, Ryabkov menunjukkan keengganan Washington untuk melakukan percakapan profesional atas dasar kesetaraan dan pertimbangan timbal balik untuk kepentingan satu sama lain.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)