Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar kick off meeting sebagai langkah awal persiapan Regional Conference on Humanitarian Assistance (RCHA) yang akan diselenggarakan pada Agustus 2021.
Acara ini melibatkan sejumlah negara dan organisasi mitra di bidang kemanusiaan pada Kamis (29/04/2021).
Dalam pertemuan tersebut, Kemlu menjaring masukan, sekaligus mendorong kolaborasi dan kontribusi seluruh pemangku kepentingan.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Febrian A. Ruddyard menyadari pentingnya persiapan RCHA yang sistematik dan inklusif.
“Proses persiapan juga kami harapkan menjadi embrio suatu mekanisme yang berkelanjutan, solid, dan berdampak bagi peningkatan kapasitas aksi kemanusiaan di Kawasan,” ujar Febrian A. Ruddyard dalam keterangannya.
Baca juga: Retno Marsudi: 64 Persen PNS Kemlu RI Tahun 2020 Adalah Perempuan
Pertemuan telah mencatat sejumlah topik potensial yang akan dipertimbangkan untuk dimuat dalam RCHA 2021, yaitu:
- Pendanaan untuk bantuan kemanusiaan
- Local wisdom dalam bantuan kemanusiaan
- Keterkaitan antara bantuan kemanusiaan dan perubahan iklim serta kerusakan lingkungan
- Aksi antisipatif.
Selain itu, dicatat potensi membawa hasil RCHA 2021 ke dalam kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction 2022.
RCHA 2021 juga akan dilaksanakan dengan pelibatan Kawasan yang lebih luas dari RCHA 2019, mencakup juga perwakilan Pemerintah dan masyarakat negara-negara di Kepulauan Pasifik.
Dalam kegiatan tersebut, hadir perwakilan dari berbagai negara dan instansi, antara lain Australia, Bangladesh, Fiji, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Sri Lanka, Thailand, UNOCHA, ICRC, IFRC, MSF, dan ASEAN.
Sebagian perwakilan yang hadir telah menyatakan komitmen kuat untuk mendukung pelaksanaan RHCA.
Mewakili aktor kemanusiaan Indonesia dalam pertemuan Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said yang menyambut baik rencana penyelenggaraan RCHA.
Menurutnya RCHA dapat menjadi wadah positif untuk mendorong pertukaran pengalaman dan peningkatan kapasitas aktor kemanusiaan di Indonesia dan kawasan.