TRIBUNNEWS.COM - Menanggapi tsunami Covid-19 yang sedang terjadi di India, pemerintah Australia melarang warganya yang ada di India kembali ke negara.
Larangan itu mulai berlaku pada Senin depan, kata Menteri Kesehatan Greg Hunt dalam pernyataan via email.
Jika ada warga yang nekat pulang, pemerintah akan memberikan sejumlah sanksi.
Dikutip dari Bloomberg, pelanggar akan didenda sebesar A$ 66.600 (Rp 736.5 juta), penjara lima tahun, atau bahkan keduanya.
Australia khawatir sistem karantina goyah saat kasus virus corona di India melonjak tinggi.
Baca juga: Kondisi Terkini di India, Tempat Parkir Jadi Krematorium Hingga Antre untuk Pembakaran Mayat
Baca juga: Australia Kembali Laporkan Kasus Pembekuan Darah setelah Terima Vaksin AstraZeneca
Sebab, dikhawatirkan akan banyak pelancong yang kembali ke Australia dengan kondisi positif Covid-19.
Padahal, Negeri Kangguru saat ini hampir berhasil menghentikan penularan lokal dengan menutup perbatasan internasional untuk WNA.
Ini dilakukan pemerintah, berkaca pada kasus WNA yang dikarantina di hotel menulari staf hingga akhirnya menyebabkan penularan virus secara lokal.
"Penilaian risiko yang menginformasikan keputusan tersebut didasarkan pada proporsi pelancong luar negeri yang menjalani karantina di Australia yang telah tertular infeksi Covid-19 di India," kata Hunt.
Australia pada Selasa melarang semua penerbangan dari India hingga setidaknya 15 Mei, namun penerbangan masih dibuka melalui negara ketiga.
Tindakan baru ini dilakukan untuk menutup celah masuknya virus dan akan ditinjau pada 15 Mei.
Dilansir BBC, diperkirakan ada 9.000 warga Australia di India dan 600 orang diantaranya masuk dalam golongan rentan.
Media lokal bahkan menulis bahwa ini adalah kali pertama warga Australia dikriminalisasi saat kembali ke negara asal mereka.
Melalui larangan ini, Australia pertama kalinya memblokir warganya sendiri untuk pulang.
Sehingga muncul seruan agar pemerintah bisa membawa pulang warganya dari situasi tsunami Covid-19 di Negara Bollywood itu.
Seorang dokter mengatakan kepada ABC bahwa langkah pemerintah tidak tepat.
"Keluarga kami benar-benar sekarat di India di luar negeri, sama sekali tidak memiliki cara untuk mengeluarkan mereka - ini pengabaian," kata dokter umum dan komentator kesehatan, Dr Vyom Sharmer.
Mulai Senin nanti, siapapun yang berada di India dalam waktu 14 hari dari tanggal kedatangan yang diputuskan Australia, akan dilarang masuk ke negara itu.
"Pemerintah tidak membuat keputusan ini dengan mudah," kata Menkes Greg Hunt.
Kementerian Kesehatan Australia berencana akan mengirim bantuan medis darurat termasuk ventilator dan APD ke India.
Baca juga: Covid-19 Mengganas, Masyarakat India Mulai Sadar Protokol Kesehatan dan Pakai Masker Berlapis
Baca juga: Pria 70 Tahun di India Bawa Jenazah Istri yang Positif Covid-19 Pakai Sepeda, Warga Enggan Membantu
"Hati kami tertuju kepada rakyat India dan komunitas India-Australia kami," tambah pernyataan itu.
Kasus Covid-19 di India kini tembus 19 juta infeksi dan lebih dari 200.000 kematian.
India duduk di urutan ke-2 setelah Amerika Serikat dengan total kasus infeksinya.
Sedangkan total kematiannya ada di posisi ke-4 dunia, setelah AS, Brasil, dan Meksiko.
Di sisi lain, Australia menurut Worldometers pada Sabtu (1/5/2021) ada di posisi ke 120 secara global dengan kasus infeksi 29.813.
Kematian akibat Covid-19 di negara ini sebanyak 910.
Berita terkait Virus Corona
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)