TRIBUNNEWS.COM - Pada hari ke-1040 konflik Rusia-Ukraina, lebih dari 500.000 konsumen di Kharkiv Oblast mengalami pemadaman pemanas akibat serangan tentara Rusia.
Unit pertahanan udara Ukraina melaporkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh 9 dari 10 pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Rusia pada malam 28-29 Desember.
Selain itu, militer Ukraina mengeklaim Rusia mengalami kehilangan signifikan, dengan 1.730 tentaranya tewas dan terluka pada tanggal 28 Desember.
Zelensky Meminta Klarifikasi dari Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Rusia untuk memberikan penjelasan terkait kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh pada 25 Desember 2024 di dekat Aktau, Kazakhstan.
"Prioritas utama sekarang adalah penyelidikan menyeluruh untuk memberikan jawaban atas semua pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi," kata Zelensky melalui akun X-nya setelah berbicara dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan bahwa AS telah melihat indikasi awal bahwa Rusia mungkin bertanggung jawab atas kecelakaan yang menewaskan 38 orang tersebut.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf kepada pemimpin Azerbaijan atas insiden yang disebut sebagai "tragis" oleh Kremlin.
Serangan Ukraina Mengurangi Kemampuan Rusia
Militer Ukraina melaporkan bahwa serangan terhadap depot pesawat nirawak Shahed di Oryol, Rusia, telah mengurangi kemampuan Moskow untuk meluncurkan serangan pesawat nirawak massal.
Staf umum militer Ukraina menyatakan bahwa serangan tersebut terjadi pada 26 Desember 2024, menghancurkan depot yang digunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat nirawak.
Baca juga: Pasukan Ukraina di Kursk Alami Demoralisasi
"Operasi militer ini telah secara signifikan mengurangi potensi musuh dalam hal melakukan serangan udara terhadap infrastruktur sipil Ukraina," ujar mereka.
Respons Rusia terhadap Sanksi Baru
Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa mereka telah memperluas daftar pejabat Uni Eropa yang dilarang memasuki Rusia sebagai respons terhadap paket sanksi baru yang diberlakukan oleh Uni Eropa.
Sanksi ini, yang merupakan paket ke-15, mencakup tindakan lebih keras terhadap entitas Tiongkok dan lebih banyak kapal dari armada bayangan Moskow.
Penyelidikan Sabotase Kabel Listrik
Polisi Finlandia telah memindahkan kapal tanker Eagle S, yang terhubung ke Rusia, karena dicurigai terlibat dalam sabotase kabel listrik bawah laut antara Finlandia dan Estonia.
Insiden pemutusan kabel pada Hari Natal ini dianggap sebagai bagian dari serangkaian tindakan sabotase yang terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Kapal tersebut dipindahkan di bawah pengawalan untuk melanjutkan penyelidikan lebih lanjut.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).