TRIBUNNEWS.COM - Fasilitas militer dan pemerintah Myanmar yang telah diamankan sejak kudeta 1 Februari 2021, dilanda serangan roket dan ledakan kecil.
Dikutip dari Channel News Asia, media berita Khit Thit melaporkan, ledakan juga terjadi di luar barak polisi di Yangon pada Minggu (2/5/2021) pagi.
Belum dikonfirmasi ledakan tersebut memakan korban atau tidak, tetapi akibat serangan itu kendaraan terbakar.
Kemudian, dilaporkan ada ledakan lain yang juga terjadi di Yangon.
Sebuah media berita di Negara Bagian Shan melaporkan, ledakan terjadi di luar rumah seorang pengusaha terkemuka.
Baca juga: Ditahan Otoritas Myanmar Sejak 2018, Nelayan Asal Aceh Jamaluddin Akhirnya Dipulangkan ke Tanah Air
Adapun media berita yang dikelola pemerintah, dalam buletin malam utamanya pada Sabtu (1/5/2021) memberikan rincian setidaknya 11 ledakan terjadi selama 36 jam sebelumnya.
Diketahui, sebagian besar ledakan terjadi di Yangon, satu di antara kota terbesar di Myanmar.
Tidak diketahui ledakan-ledakan itu ulah warga sipil, militer atau kelompok tertentu.
Namun, penyiar media berita yang dikelola junta menyebut, pelaku adalah oknum perusuh yang tidak menginginkan stabilitas negara.
"Beberapa perusuh yang tidak menginginkan stabilitas negara telah melemparkan dan menanam bom buatan tangan di gedung-gedung pemerintah dan di jalan umum," kata penyiar itu.
Baca juga: Delapan Pendemo Tewas Dalam Aksi Anti-Kudeta Junta Militer di Seluruh Myanmar
7 Orang Ditembak Pasukan Keamanan
Sementara itu, pada Minggu (2/5/2021), pasukan keamanan kembali menggunakan kekerasan untuk meredam aksi protes demonstran antikudeta.
Pasukan keamanan melepaskan tembakan ke beberapa aksi protes besar-besaran yang terjadi di beberapa wilayah.
Dua orang tewas di pusat Kota Wetlet, kata kantor berita Myanmar Now, dan dua orang tewas di berbagai Kota di Negara Bagian Shan di timur laut, dua media melaporkan.