News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 di Sapporo Hokkaido Jepang Meningkat Gara-gara Oppabu

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grafik jumlah warga yang terinfeksi virus corona di Hokkaido, Rabu (13/5/2021) meningkat menjadi 712 orang dibandingkan sebelumnya sehari sebelumnya yang hanya 529 orang.

Jumlah transportasi luar kota terus meningkat, dan menurut pejabat kota, ada kasus transportasi ambulance sampai ke rumah sakit umum di Kota Rumoi dan Kota Fukagawa, yang merupakan situasi terburuk yang pernah ada, karena padatnya rumah sakit di Sapporo.

Pada gelombang ketiga dari musim gugur yang lalu hingga musim dingin, setelah jumlah orang yang terinfeksi meningkat di pusat Kota Susukino, klaster sering terjadi di rumah sakit dan fasilitas kesejahteraan, dan terdapat banyak klaster berskala besar dengan lebih dari 100 orang.

Di sisi lain, pada gelombang ke-4 setelah Maret ketika strain mutan merajalela, jumlah orang yang terinfeksi lebih banyak, tetapi jumlah klaster lebih kecil daripada gelombang ke-3.

Grafik jumlah warga yang terinfeksi virus corona di Hokkaido, Rabu (13/5/2021) meningkat menjadi 712 orang dibandingkan sebelumnya sehari sebelumnya yang hanya 529 orang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Artinya perorang mulai stres banyak ke tempat klub malam," tambahnya.

Di kota, telah diminta untuk tidak menyediakan minuman beralkohol ke restoran mulai tanggal 12 Mei, tetapi hanya ada satu kelompok restoran selama periode satu bulan dari tanggal 7 April hingga 4 Mei.

Profesor Shiho Akihara (Perawatan Penyakit Menular) dari Universitas Sains Hokkaido, yang akrab dengan penyakit menular, melihat bahwa "penanggulangan infeksi sedang berkembang di seluruh kota, termasuk restoran, dan terjadinya klaster sedang ditekan."

Menurut kota tersebut, jalur infeksi gelombang ke-4 terlihat mencolok dalam adegan yang melibatkan makan dan minum, seperti makan malam di restoran dan rumah pribadi.

Sejak akhir liburan Golden Week, lebih dari 80 persen pasien tidak dapat mengikuti rute infeksi pada beberapa hari, dan hampir tidak diketahui siapa yang terinfeksi dan di mana.

Baca juga: Yuki Kitazumi, Wartawan Jepang yang Ditahan Otoritas Myanmar Segera Dibebaskan

Ahli lain mengatakan tentang situasi saat ini di kota, "tindakan hanya di kota malam dan restoran tidak cukup efektif."

Profesor Akihara menganalisis bahwa sebagai faktor penyebaran infeksi, penerapan tindakan pencegahan penyebaran ditunda, dan jumlah orang selama liburan Golden Week tidak berkurang banyak.

"Satu-satunya cara untuk mengendalikan infeksi adalah dengan melakukan penyelidikan epidemiologi secara menyeluruh dan memahami rute infeksi sebanyak mungkin," katanya.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini