TRIBUNNEWS.COM - Hasan al-Attar berdiri dengan tenang di dalam kamar mayat.
Ia menatap jasad putrinya, Lamya, dan tiga anak lainnya yang masih satu keluarga.
Mengenakan rompi pemadam kebakaran, Hasan membungkuk untuk mencium putrinya.
"Doakan dia," kata koleganya sambil menepuk pundak Hasan.
Dilansir Al Jazeera, Lamya dan para saudaranya - Amir, Islam al-Attar, dan Mohammed al-Attar - tewas pada Jumat (14/5/2021) malam waktu setempat di Beit Lahia.
Mereka tewas akibat serangan udara Israel yang mengebom rumah tempat mereka tinggal.
Baca juga: Serangan Israel di Kamp Shati Gaza Tewaskan 10 Orang Termasuk 8 Anak-anak, Semuanya Anggota Keluarga
Beit Hanoun merupakan satu dari sekian daerah yang menjadi sasaran pemboman udara selain Jabalya, kota utara di Jalur Gaza.
Beit Hanoun menjadi saksi bisu pemboman udara yang hampir tanpa henti, ditambah dengan penembakan artileri berat.
Seorang juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus, mengatakan, serangan sebelum fajar diluncurkan, termasuk 160 pesawat tempur yang lepas landas dari enam pangkalan udara pada Jumat (14/5/2021) lalu.
Sekitar 450 rudal dan peluru digunakan untuk menyerang 150 target dalam waktu 40 menit.
Jonathan mengatakan, serangan itu ditujukan untuk menghancurkan sistem terowongan bawah tanah di Gaza.
Namun, Abedrabbo al-Attar, seorang penduduk Beit Lahia, mengatakan bahwa serangan itu menargetkan warga sipil.
"Kami meninggalkan rumah kami sambil berteriak, setelah rumah (di mana Lamya dan anak-anak lain berada) di sebelah kami dihancurkan," kata Abedrabbo.
"Kami pikir kami semua akan mati. Tidak ada pejuang perlawanan di daerah itu, dan Israel membom segalanya, lebih dari 50 serangan tanpa henti," lanjut ayah enam anak itu.
Baca juga: Serangan Jet Tempur Israel Hancurkan 4 Kantor Bank di Gaza