TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Lewat Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhael Bogdanov, kelompok Hamas mengutarakan kesiapannya gencatan senjata dengan Israel.
Wakil Kepala Politik Hamas, Moussa Abu Marzouk, dalam teleponnya ke Bogdanov, mengatakan organisasinya bersedia menghentikan tindakan militer apa pun terhadap Israel atas dasar timbal balik.
Komunitas internasional juga harus memberikan tekanan yang diperlukan di pihak Israel untuk menekan tindakan militer di negara itu dan kompleks Masjid Al-Aqsa.
Analis Senior Haviv Rettig Gur, lewat kolomnya di media Time of Israel, Minggu (16/5/2021) menilai kesiapan Hamas melakukan gencatan senjata bukan karena takut.
“Sebaliknya, (mereka) telah mencapai tujuan strategis utamanya dari pertempuran, untuk mengesampingkan Fatah dan menjadi kekuatan utama gerakan nasional Palestina,” tulis Gur.
Menurut Gur, sementara semua mata tertuju pada Gaza, Gaza hanyalah setengah dari cerita konflik. Kelompok itu melepaskan tembakan roket besar pertamanya pada Senin (10/5/2021).
Harapan mereka, akan terjadi pertukaran (tempur) yang cepat dan menentukan. Tapi juga akan menyeret Gaza yang terkepung ke dalam perang (seperti) Hizbullah (Lebanon) berikutnya.
“Jadi, dalam panggilan telepon Rabu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, Wakil Kepala Politik Hamas Moussa Abu Marzouk tampaknya cukup eksplisit,” tulis Gur, Minggu (.
Sehari sebelumnya, pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, menyatakan kemenangan dalam pertempuran terbaru mereka.
"Kami telah meraih kemenangan dalam pertempuran untuk Yerusalem, pertahanan Yerusalem," kata Haniyeh.
Bagi mereka yang belum terbiasa dengan nuansa retoris organisasi seperti Hamas, menyatakan kemenangan pada hari kedua dari apa yang jelas akan menjadi pertengkaran yang lebih lama.
Lebih menyakitkan lagi, merupakan permintaan eksplisit untuk mengakhiri pertempuran.
Namun jika analis intelijen Israel yang mendengarkan pidatonya melewatkan intinya, Haniyeh bersusah payah menambahkan, "Hamas siap untuk semua skenario, baik eskalasi atau gencatan senjata."
Dampak Negatif Konflik Terbuka Bagi Jalur Gaza