Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih dari 40 anak telah tewas dalam krisis saat ini di Timur Tengah antara Israel – Palestina.
Hal ini disampaikan seorang pejabat senior Dana Anak-anak PBB, UNICEF yang mengatakan pada hari Sabtu (15/5/2021) lewat situs resmi PBB.
Kematian terakhir terjadi pada Jumat ketika delapan anak Palestina dilaporkan tewas di utara Gaza, menurut pernyataan Ted Chaiban, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
Media internasional melaporkan bahwa anak-anak itu termasuk di antara 10 anggota keluarga Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel di rumah mereka di kamp pengungsi Al-Shati.
“Skala kekerasannya sangat besar. Anak-anak menanggung beban dari eskalasi ini, ”kata Chaiban dalam keterangannya.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Akan Hadiri Pertemuan Darurat OKI Bahas Agresi Militer Israel ke Palestina
Ia mengatakan semua pihak harus mundur dan mengakhiri kekerasan.
Menurutnya semua pihak memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil - terutama anak-anak - dan memfasilitasi akses kemanusiaan.
“Pemicu yang mendasari kekerasan ini tidak akan diselesaikan melalui kekerasan lebih lanjut,” katanya.
Mr Chaiban melaporkan bahwa sejak 10 Mei, setidaknya 40 anak di Gaza telah tewas, dengan rentang usia dari enam bulan hingga 17 tahun, dengan lebih dari setengah di bawah 10 tahun.
Dua anak di Israel, termasuk seorang yang berusia enam tahun, tewas sejak eskalasi dimulai.
Baca juga: Serangan Udara Israel Robohkan Gedung Media Internasional, Rumah Pemimpin Hamas Juga Menjadi Target
Dia menambahkan bahwa lebih dari 1.000 orang di Gaza dilaporkan terluka, beberapa parah, termasuk "sejumlah besar" anak-anak.
“Dalam sepekan terakhir, di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, seorang anak berusia 16 tahun tewas dan sedikitnya 54 anak Palestina dilaporkan terluka, 26 anak lainnya telah ditangkap. Kebanyakan sudah dibebaskan,”katanya.
Sementara itu, 35 sekolah di Gaza rusak dan sedikitnya 29 sekolah menjadi tempat penampungan sementara bagi keluarga yang mengungsi dari rumah akibat kekerasan berat.