TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Informasi Pusat (KIP) meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membuka fakta sebenarnya di balik konflik Israel-Palestina.
Awalnya Komisioner Bidang Penelitian dan Dokumentasi KIP Romanus Ndau Lendong mengungkapkan, belakangan aksi dukungan masyarakat Indonesia terhadap Palestina kian masif.
Bentuk dukungan-dukungan masyarakat Indonesia kepada Palestina tersebut berupa aksi unjuk rasa, hingga melakukan penggalangan dana.
Baca juga: Tiga WNA Diamankan saat Ikut Aksi Dukung Palestina di Depan Kedubes AS
KIP, kata Romanus, menilai bahwa dukungan masyarakat Indonesia terhadap Palestina ini sudah sangat berlebihan.
"Jadi soal hari-hari ini adalah dukungan (masyarakat Indonesia) yang membabi buta terhadap Palestina. Ini terjadi karena kurangnya pemahaman soal akar-akar konflik Israel Vs Palestina," tutur Romanus kepada Tribunnews.com, Rabu (19/5/2021).
Romanus menjelaskan, jika tidak ada informasi akurat dan memadai terkait konflik Israel-Palestina, akan muncul pro dan kontra di Indonesia.
"Ini jelas tidak sehat. Konflik Israel vs Palestina merembet ke mana-mana tanpa dasar kuat," ujar dia.
Baca juga: Uni Eropa Serukan Gencatan Senjata Israel-Palestina
Selain itu ada sebuah framing yang membuat kebanyakan masyarakat Indonesia berpikir bahwa konflik Israel-Palestina dilatari permasalahan agama.
Sebenarnya, lanjut Romanus, akar konflik dua negara tersebut yakni perebutan wilayah Timur Yerusalem.
"Akar konflik kedua negara sudah berjalan panjang yakni terkait klaim kepemilikan atas bagian Timur Yerusalem. Ini perebutan wilayah, bukan persoalan agama," sambung dia.
Atas dasar itu informasi akurat mengenai konflik Israel-Palestina sangat diperlukan.
Khususnya untuk mengantisipasi polarisasi masyarakat, sekaligus mengantisipasi kemungkinan timbulnya sentimen keagamaan di dalam negeri.
"Saya meminta Kementerian Luar Negeri untuk membuka semua informasi dimaksud. Ini baik untuk membuka wawasan rakyat," ujar Romanus.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Saatnya Jokowi Undang Presiden Palestina-PM Israel Duduk Bersama
Romanus menegaskan, informasi lengkap dan jelas terkait konflik Israel-Palestina terbengkalai karena kelalaian Kementerian Luar Negeri.
"Terabaikannya informasi dimaksud merupakan kelalaian Kemenlu. Sudah saatnya ini dibenahi agar kita tidak salah paham," pungkas dia.