Dia mencatat bahwa meskipun Malaysia mampu menurunkan infeksi baru pada putaran pertama MCO tahun lalu, negara tersebut masih belum belajar dari keberhasilannya.
Ia mengatakan, ketika kita pertama kali mengalami serangan (virus), seluruh negeri harus menerima kontrol pergerakan total. Tidak ada mobil di jalanan dan tidak ada pejalan kaki.
"Setelah satu bulan kita mengucapkan selamat kepada diri kami sendiri atas keberhasilan tindakan tersebut," katanya.
“Kita menjadi terlalu percaya diri. Kita yakin kita tahu cara menangani pandemi. Dan kita mengadakan pemilihan di Sabah,” ujarnya.
“Kita tidak belajar apa-apa. Bulan Ramadhan adalah bulan bazar. Semua orang menikmati bazar. Yang pasti banyak yang menganggap bazar sebagai sarana untuk menambah penghasilan,” ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, tidak ingin menjadi tidak populer dengan melarang bazaar, tetapi ketika kasus baru melonjak hingga lebih dari 4.000 per hari, bazaar tersebut tiba-tiba dilarang.
Baca juga: Beli Kue Lapis Banyak untuk Kerabat di Serawak, Warga Malaysia Kecewa Tak Bisa Mudik
“Itu adalah contoh jungkir balik yang tidak bisa diterima orang. Para pedagang asongan telah membeli bahan-bahan untuk produk mereka selama sebulan penuh. Sekarang mereka akan merugi karena tidak ada cara bagi mereka untuk mendapatkan kembali modalnya,” katanya.
Mahathir mengatakan program vaksinasi juga harus dipercepat, dan vaksin apa pun yang digunakan secara luas di negara lain harus diterima.
Upaya khusus harus dilakukan, katanya, agar orang kampung (penduduk desa) divaksinasi.
Pemerintah mengklaim telah menghabiskan lebih dari 600 miliar ringgit untuk memerangi pandemic, katanya, jika demikian, kita harus memiliki kapasitas untuk menangani pandemi.
“Tapi jelas kita belum. Kita harus tahu kenapa. 600 miliar ringgit adalah uang yang banyak. Tidak mudah menghabiskan uang sebanyak itu dalam waktu sesingkat itu, ”ujarnya.
Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah Perikatan Nasional telah mengalokasikan lebih dari 600 miliar ringgit dalam paket stimulus ekonomi dan pada Anggaran 2021 untuk memerangi Covid-19 dan merevitalisasi ekonomi. (Tribunnews.com/thestar.com/Hasanah Samhudi)