TRIBUNNEWS.COM, PETALING JAYA – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, menilai warga Malaysia harus dikurung di rumah mereka untuk jangka waktu tertentu untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Pandangan Mahathir ini didasarkan atas lonjakan angka Covid-19 yang mengejutkan di Malaysia dan harus segera dihentikan.
Menurutnya, pemerintah harus memastikan setiap orang selamat dari masa sulit ini. Karenanya, mereka yang diminta tinggal di rumah dan tidak punya pekerjaan harus mendapatkan makanan.
Ia mengatakan, pemberlakuan kembali perintah kontrak Gerakan (MCO) sudah tepat, namun tidak terlalu ketat seperti sebelumnya.
“Kita perlu membatasi orang di rumah mereka. Seharusnya tidak ada alasan bagi massa untuk berkumpul. Tetap jaga jarak harus diterapkan bahkan di antara mereka yang ada di garis depan,” katanya.
Baca juga: Setelah Malaysia, Giliran Singapura Berlakukan Lockdown Ketat
Ia mengatakan, mengurung orang di rumah berarti mereka tidak akan punya uang dan makanan. Pemerintah harus menerima tanggung jawab untuk menjaga agar orang tetap hidup.
“Untuk makanan harus ada dapur umum tempat makanan disiapkan, dikemas dan dikirim ke rumah-rumah,” ujarnya dalam postingan blognya, Kamis (20/5).
Dia menambahkan bahwa mereka yang ada di rumah tidak boleh keluar untuk mengambil makanan di dapur umum karena akan banyak orang yang datang.
Kurir harus direkrut untuk mengantarkan makanan ke rumah-rumah, katanya. Seharusnya tidak ada kontak antara pengendara pengiriman dan pemilik rumah.
“Dapur hotel harus digunakan untuk menyiapkan dan mengemas makanan. Karantina rumah harus dilakukan setidaknya selama satu bulan,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Ingatkan Kepala Daerah Kalau Malaysia dan Singapura Sudah Lockdown
Ia menambahkan, “Polisi dan militer harus sangat ketat dalam memastikan orang-orang tidak keluar untuk berbelanja atau melakukan apa pun.”
Diakuinya, kebijakan itu akan memakan biaya yang besar, namun biaya tersebut harus ditanggung oleh pemerintah.
Anggota parlemen Langkawi juga mengatakan bahwa negara harus menelan pil pahit dan "serius" tentang perang melawan Covid-19, atau lebih banyak nyawa akan hilang karena pandemi.
“Apa pun penyebab maraknya pandemi saat ini, yang harus diterima adalah menanganinya, upaya untuk mengurangi jumlah kasus baru akan menghabiskan banyak biaya,” katanya.
Baca juga: Singapura Lockdown, Warganya Padati Supermarket, Terjadi Panic Buying