News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perkembangan Negosiasi Gencatan Senjata: Israel Mau Bikin Gaza Bak Tepi Barat, Netanyahu Bermanuver

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster para pemimpin Israel di antaranya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersama Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir (kiri) dan Bezalel Smotrich di spanduk di jalan-jalan Yerusalem, Palestina yang diduduki Israel.

Perkembangan Negosiasi Gencatan Senjata, Israel Mau Bikin Gaza Bak Tepi Barat, Netanyahu Bikin Deal Politik
 
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah media Israel melaporkan perkembangan situasi negosiasi pertukaran sandera dan tahanan antara gerakan pembebasan Palestina, Hamas dan Israel demi tercapainya gencatan senjata.

Media Israel mengabarkan kalau delegasi perundingan Israel masih berada di Qatar, sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bergerak dalam koalisi pemerintahannya untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk kesepakatan pertukaran tahanan.

Baca juga: Bantah Laporan Mesir, Media Ibrani: Israel Tak akan Setuju Tarik Pasukan dari Poros Philadelphia

Otoritas Penyiaran Israel, KAN mengutip para pejabat yang terlibat dalam perundingan, melaporkan kalau masih ada kesenjangan dalam negoisasi mengenai kesepakatan pertukaran tahanan antara Gerakan Hamas dan Israel.

Sebaliknya, Channel 14 Israel mengutip seorang pejabat Israel, menyatakan kalau kesepakatan pertukaran mungkin tercapai pada akhir putaran perundingan saat ini.

"Namun akan memakan waktu dua minggu atau lebih," kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Selasa (24/12/2024).

Netanyahu Bikin Deal Politik di Koalisi

Dalam konteks yang sama, surat kabar Israel Today melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membuat perhitungan politik yang diperlukan untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan bagi kesepakatan pertukaran tahanan di dalam pemerintahan.

Laporan tersebut menambahkan, Netanyahu menyadari keterbatasan kemampuannya untuk bermanuver dalam koalisi, namun dia berasumsi bahwa penentangan para menteri agama Zionis tidak akan menyebabkan mereka mundur dari pemerintahan.

"Sementara, Netanyahu merasa sulit untuk mengendalikan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Surat kabar tersebut juga melaporkan kalau tim perunding menegaskan bahwa penerapan kesepakatan secara bertahap tidak dapat dibatalkan sampai perang berakhir, dengan imbalan pengembalian semua tahanan yang ditahan di Jalur Gaza.

Israel Broadcasting Corporation mengutip pemimpin oposisi, Yair Lapid, yang mengatakan bahwa Netanyahu takut jatuhnya pemerintahannya jika perang Gaza berakhir karena pertimbangannya bersifat politis.

Lapid menambahkan, “Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan di Gaza, dan perang harus dihentikan dan para sandera dikembalikan,” menekankan perlunya “memulangkan orang-orang kami yang diculik dari Gaza dan tidak mengadakan wawancara pers untuk merusak kemungkinan mencapai kesepakatan. ."

Adapun pemimpin partai "Israel Rumah Kita", Avigdor Lieberman, mengatakan Netanyahu bertindak hanya berdasarkan satu pertimbangan, yaitu mempertahankan koalisi pemerintahannya tanpa mempedulikan para sandera.

Lieberman menegaskan bahwa kesepakatan komprehensif dapat dicapai yang akan menghasilkan pembebasan semua orang yang diculik.

Di antara pernyataan Israel yang semakin intensif sehubungan dengan gerakan apa pun mengenai kesepakatan tersebut, Israel Broadcasting Corporation mengutip Menteri Kerjasama Regional Israel melaporkan kalau "pemukiman di Gaza tidak akan kembali dan bahwa kembalinya pemukiman tersebut tidak mungkin dilakukan."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini