TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Jumlah korban meninggal, baik terkait langsung ataupun tak langsung dengan pandemic Covid-19, diperkirakan jauh lebih besar dari angka yang resmi.
Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hingga kini, jumlah kematian ada di antara angka 6-8 juta orang sejak pandemic Covid-19 di dunia terjadi tahun lalu.
Hingga Jumat (21/5), lebih dari 3,4 juta kematian di seluruh dunia telah secara resmi dikaitkan dengan penyakit tersebut sejak pertama kali muncul di China pada akhir 2019.
Namun, menurut laporan statistik kesehatan global dari WHO, yang dirilis pada hari yang sama, jauh lebih banyak orang yang meninggal daripada yang seharusnya tidak terjadi, jika bukan karena pandemi.
Pada tahun 2020, laporan Statistik Kesehatan Dunia menemukan, setidaknya ada tiga juta kematian yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh COVID-19. Ini sekitar 1,2 juta lebih banyak dari yang dilaporkan secara resmi.
Baca juga: Kematian Karena Covid-19 Melonjak, Thailand Perpanjang Keadaan Darurat
“Jumlah kematian setidaknya dua hingga tiga kali lebih tinggi dari yang dilaporkan secara resmi,” ujar Samira Asma, Asisten Direktur Jenderal WHO yang bertanggung jawab atas data, mengatakan kepada wartawan.
Ditanya berapa banyak kematian lain yang dapat dikaitkan dengan pandemi hari ini, Asma menjawab: "Saya pikir aman, sekitar enam hingga delapan juta kematian bisa diperkirakan."
WHO bekerja sama dengan negara-negara di dunia “untuk memahami jumlah korban sebenarnya dari pandemi sehingga kami dapat lebih siap untuk keadaan darurat berikutnya,” katanya.
Analis data WHO William Msemburi mengatakan, perkiraan itu termasuk kematian Covid-19 yang tidak dilaporkan serta kematian tidak langsung karena kurangnya kapasitas rumah sakit dan pembatasan pergerakan, di antara faktor-faktor lainnya.
“Tantangannya adalah bahwa (angka kematian) Covid-19 yang dilaporkan adalah kurang dari dampak penuh itu,” kata Msemburi kepada wartawan.
Baca juga: Gelombang Kedua Covid di Nepal Diperkirakan Lebih Buruk dari India
“Kematian yang jumlahnya lebih dari diperkirakan memberi kita gambaran yang lebih baik, karena ia menangkap baik efek langsung maupun tidak langsung ini,” katanya.
Disebutkan, perbedaan angka yang dilaporkan dengan angka riil tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterlambatan pelaporan kematian akibat Covid-19 di sejumlah negara.
Ada juga fakta bahwa banyak orang sejak dini meninggal karena penyakit tersebut tanpa dites; dan juga banyak yang tidak bisa mendapatkan pengobatan untuk penyakit dan kondisi lain karena tindakan penguncian (lockdown). (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)