Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irfan (Erfan) Ahmad Dahlan, putra pendiri organisasi Islam Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, dikenal masyarakat Thailand sebagai seorang muslim modern.
Irfan Dahlan menapakkan kakinya di negeri Gajah Putih itu pada tahun 1930-an.
Saat itu dia baru menyelesaikan pendidikannya di Isha‘at Islam College, Lahore, Pakistan.
Putra keempat KH Ahmad Dahlan itu kemudian menetap di Thailand dan bekerja sebagai asisten bagi seorang dokter berkewarganegaraan India, serta mendakwah.
Baca juga: Kisah Anak KH Ahmad Dahlan Menetap di Thailand
Perjalanan kehidupan Irfan berubah ketika dia memutuskan untuk pindah ke Bangkok.
"Bapak (Irfan Dahlan) tinggal di beberapa kampung muslim di Bangkok. Sampai ketemu ayah dari mama saya, kakek saya yang saat itu sebagai imam di masjid Jawa," kata Aminah Dahlan, putri Irfan Dahlan, saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin (24/5/2021).
"Orang Indonesia kakek saya. Setelah itu ayah nikah sama mama (Zahrah)," sambung Aminah.
Irfan Dahlan dikaruniai 10 anak dari pernikahannya dengan Zahrah, anak Imam Masjid Jawa, (Alm) Sukaimi, seorang pedagang asal Kendal, Jawa Tengah yang menetap di Thailand.
Minah, panggilan akrab Aminah Dahlan, mengungkapkan bahwa ayahnya adalah tokoh agama Islam tersohor di Negeri Gajah Putih.
Di Thailand, Irfan Dahlan dikenal bukan sebagai penganut Islam Muhammadiyah melainkan sebagai seorang Islam modern.
Keluarganya Minah pun merasa teramat bangga atas penobatan tersebut.
"Orang Muslim di sini, di Bangkok, itu memberi kehormatan pada ayah saya Irfan Dahlan. Kita merasa bangga bahwa ayah saya menjadi guru agama yang terkenal. Di Thailand terkenal sebagai Islam modern," tutur Minah.
Irfan Dahlan, lanjut Minah, mengajarkan agama Islam dengan cara yang sedikit berbeda dibandingkan kebanyakan guru agama.
Hal itu diketahui Minah setelah mewawancarai salah satu murid Irfan Dahlan.
"Saya pernah mewawancarai satu murid bapak, dan beliau cerita tentang ayah saya. Bahwa pada saat itu ayah saya adalah orang yang mengajar agama, berbeda dari orang lain. Karena langsung baca di Al-Quran dan menerjemahkan ke bahasa Thailand," kata Minah.
Sebagai pendakwah, Irfan Dahlan juga mengajarkan bahwa culture dan kegiatan tentang Islam di Thailand tidak semuanya benar.
"Seperti di sini kalau meninggal dunia harus ada selamatan, sampai 7 hari, 40 hari, 100 hari, ayah bilang itu salah," kata Minah.
"Karena banyak yang mereka tidak ada uang mereka harus utang, pinjam uang, (karena itu) ayah bilang itu salah," sambung Minah.