TRIBUNNEWS.COM - India telah melaporkan 196.427 kasus baru virus corona (COVID-19) selama 24 jam terakhir.
Tambahan kasus COVID-19 harian tersebut adalah yang terendah dalam enam minggu terakhir, atau sejak 14 April 2021.
Sementara itu, kematian akibat COVID-19 di India bertambah 3.511 kematian.
Total kasus di negara itu sekarang mencapai 26,95 juta, sedangkan total kematian mencapai 307.231, menurut data Kementerian Kesehatan India yang dirilis pada Selasa (25/5/2021).
Dikutip dari Aljazeera, jumlah kematian India adalah yang tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat di posisi pertama, disusul Brasil di posisi kedua.
India menyumbang 8,6 persen dari hampir 3,47 juta kematian akibat virus corona secara global.
Baca juga: Pasangan India Menikah di dalam Pesawat agar Terbebas dari Prokes, Dihadiri 161 Tamu dan Berdesakan
Baca juga: New Delhi akan Longgarkan Pembatasan Sosial Mulai Minggu Depan Jika Kasus COVID-19 Terus Menurun
Meski demikian, para ahli memperkirakan jumlah kematian di India jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.
Lebih lanjut, menurunnya tambahan kasus harian di India tidak disertai dengan kelancaran distribusi vaksin.
Diketahui, distribusi vaksin di India berjalan lambat, memaksa banyak orang melewatkan vaksinasi hingga terancam terinfeksi 'jamur hitam' langka yang telah mempengaruhi beberapa pasien COVID-19 di India.
Dari desa terpencil di Himalaya di utara, melalui dataran tengah yang luas dan lembab sampai pantai berpasir di selatan, pandemi membanjiri sistem perawatan kesehatan India.
Di New Delhi, sejumlah warga meninggal di rumah tanpa oksigen karena rumah sakit kehabisan persediaan.
Di kota-kota di seluruh India, pasien meninggal di koridor rumah sakit yang padat.
Di desa-desa, orang mengalami demam dan sesak napas bahkan sebelum mereka melakukan tes untuk mendeteksi virus corona.
Sementara kota-kota telah melihat tanda-tanda perbaikan dalam beberapa hari terakhir, virus belum selesai dengan India sama sekali.