Para KNIL ini tergerak, jiwa nasionalismenya, ada pemuda Abdul Faqih kemudian secara rahasia bergerak menghubungi para KNIL yang mereka anggap mempunyai pemikiran yang sama karena Abdul Faqih menganggap di antara mereka ada yang betul-betul bekerja untuk Belanda.
Kemudian membawa secarik kertas ukuran pas foto, ada suatu tulisan bahwa dikatakan besok jam 8 pagi kita akan berangkat ke Indonesia. Ditambahkan, sebaiknya kita untuk melarikan diri. Tetapi mengenai hidup tanggungjawab masing-masing. Yang ditandatangani sersan kesehatan. Selesai jam 1 malam Muhammad Thaib secara diam-diam ke luar dan pergi ke Thailand Selatan.
Baca juga: Sosok Irfan Dahlan, Putra KH Ahmad Dahlan yang Mengajarkan Islam Modern di Thailand
Begitu juga di situ ada pemuda namanya Soekarno yang akan mengibarkan bendera pertama kali, Endang yang kemudian menerima surat dari kakaknya di Bandung. Untuk memintanya pulang melawan Belanda. Pada waktu itu dalam suasana malam yang panas akhirnya mereka sepakat 280 orang KNIL kabur dari tempatnya.
Setelah itu mereka bersembunyi, Sukarno bersembunyi di Bangkok, Muhammad Thaib di Selatan. dan juga Abdul Faqih dan teman-teman lain berkeliaran ke luar dari Sports Club. Setelah beberapa bulan kembali ke Bangkok menjalin hubungan. 1 Mei di lapangan senam ruang, 1 Mei 1947 bendera Indonesia berkibar disaksikan jumlah luar biasa, sekitar 150 ribu orang hadir.
Sebagian besar warga Thailand, saat itu sedang ada peringatan hari buruh. Jumlah yang sangat besar di antaranya orang-orang Indonesia semangat tinggi, Muhammad Thaib berpidato dan mengabarkan Indonesia merdeka. Dipasang poster Indonesia Merdeka.
Jadi ini bagian yang sangat heroik bagaimana keberadaan orang Indonesia pada masa itu. Keberadaan orang Jawa di sini sangat menarik karena kembali ketika Raja Narai berkuasa. Di situ orang Jawa dari Kendal dan Bawean datang untuk melatih dan menjadi pengawal raja saat peperangan dengan Myanmar.
Karena orang Indonesia termasuk dari Bugis dan Makassar dinilai orang pemberani. Di situ diminta untuk melatih pasukan. Jadi pada tahun 1656. Raja berikutnya Raja Rama Lima Chulalongkorn sangat dekat dan melakukan kunjungan ke Indonesia tiga kali. 1871, 1896, 1901, bagian awal orang Jawa bermukim di Thailand. Pada saat itu raja membawa sekitar 6 orang Jawa untuk dijadikan orang-orang yang nanti mengurus halaman tanaman yang ada di kerajaan.
Pada kunjungan ke Indonesia selama tiga kali itu, raja sangat terpikat dengan halaman indah di Keraton Yogyakarta, saat berkunjung ke Kebun Raya Bogor, orang-orang Jawa dikenal ahli dalam pertanian. Jadi dibawa enam orang itu sekaligus mengajarkan cara-cara bercocok tanam.
Kalau kita lihat sejarah 1656 itu ketika Raja Narai ada orang Indonesia kemudian Raja Rama Lima 1871 ke Indonesia, kemudian tahun 1920an ini banyak dari warga kita dari Sumatera khususnya Minangkabau banyak lari ketika terjadi pergerakan 1920 dikejar oleh Belanda. Romusa juga menjadikan cikal bakal orang Indonesia ke sini.
Basuki Abdullah juga jadi pelukis istana. Ini awal keberadaan orang Indonesia ada yang karena berdagan, ada setelah perjalanan ke Mekkah kembali jatuh hati dengan situasi di sini. Karena perjalanan ke Mekkah berbulan-bulan naik kapal, singgah ke sini. Ada yang belajar. Di sini antara lain tokoh yang disebut pak Irfan Dahlan.
Ketika itu beliau akan belajar di Pakistan. Setelah belajar, kemudian beliau tidak kembali lagi ke Indonesia. Banyak orang yang menafsirkan masing-masing. Waktu itu sejarahnya Ahmad dan Muhammad itu sahabat. Terjadi perbedaan pandangan pak Irfan Dahlan sebagai putra tokoh, belajarnya ke Labore yang dikenal Ahmadiyah.
Baca juga: Asal-Usul Orang Jawa di Thailand, Dari Tukang Kebun Istana Hingga Pelatih Pengawal Raja
Banyak yang mempertanyakan Ahmadiyah dan Muhammadiyah, jawaban yang menarik bisa ditanyakan detail kepada anak pak Irfan Dahlan. Jawabannya tepat apakah pak Irfan Ahmadiyah atau Muhammadiyah. Jawabannya samgat sederhana, Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.
Jadi dia tidak mempersoalkan apakah Ahmadiyah atau Muhammadiyah, tapi adalah Islam yang berdasarkan kepada Qur'an dan Hadits itu. Kemudian ketika kembali dari Pakistan, di sinilah pak Irfan Dahlan bermukim. Karena beliau misinya sangat fokus pada dunia pendidikan. Bagi orang-orang berkumpul komunitas, luar biasa, karena pola reformis.
Orang-orang yang berkumpul di kampung Jawa. Itu pemikiran pak Irfan Dahlan dianggap pemikiran yang terlalu jauh majunya. Di dalam hal ini, tidak seluruhnya menerima, ada sebagian, setelah berlama-lama di sni lahirlah 10 anak pak Irfan Dahlan. Dan ini putri keenam pak Irfan. Semua masih ada dari yang tertua hingga termuda.