TRIBUNNEWS.COM, SAN JOSE – Seorang pegawai melakukan penembakan massal di lapangan rel kereta San Jose, California, Amerika Serikat, Rabu (26/5) pagi.
Sedikitnya delapan orang tewas, dan sejumlah lainnya cedera. Sementara pelaku dilaporkan menembak dirinya sendiri sewaktu mengetahui kehadiran aparat kepolisian.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 06.30 waktu setempati di dua bangunan yang merupakan bagian dari fasilitas kereta ringan untuk Otoritas Transportasi Lembah (Valley Transportation Authority -VTA) – layanan transit kota tersebut.
VTA menyediakan bus, kereta ringan, dan layanan transit lainnya di seluruh Santa Clara County, daerah terpadat di Teluk San Fransisco.
"Ketika deputi kami masuk, awalnya dia masih menembak. Ketika wakil kami melihatnya, dia bunuh diri," kata Sheriff Santa Clara County Laurie Smith kepada wartawan.
SJuru bifcara Joy Alexiou mengatakan seorang pria yang terluka dalam kondisi kritis di Santa Clara Valley Medical Center.
Baca juga: Penembakan Massal di Lapangan Rel LRT San Jose, Delapan Orang Tewas
Penyerang diidentifikasi sebagai Sam Cassidy (57). Namunpenyelidik tidak memberikan kabar langsung tentang kemungkinan motifnya.
Juru bicara Sheriff Deputy Russell Davis mengatakan dia tidak mengetahui jenis senjata yang digunakan dalam serangan itu.
Pasukan bom sedang menggeledah seluruh kompleks rel setelah menerima informasi tentang kemungkinan alat peledak, katanya.
Pihak berwenang tidak mengidentifikasi korban, termasuk karyawan Otoritas Transportasi Lembah.
"Orang-orang ini adalah pahlawan selama Covid-19. Bus tidak pernah berhenti berjalan. VTA tidak berhenti berjalan. Mereka terus bekerja, dan sekarang kami benar-benar menyerukan kepada mereka untuk menjadi pahlawan untuk kedua kalinya agar bisa selamat dari bencana yang begitu mengerikan, tragedi yang mengerikan, "kata Pengawas county Cindy Chavez.
Baca juga: Pesta Ulang Tahun Jadi Tempat Penembakan Masal, Pelaku Pacar Salah Satu Korban
Jaksa Wilayah Jeff Rosen mengatakan itu adalah pemahamannya tentang penembakan yang terjadi dalam sebuah pertemuan.
Rosen menggambarkan kesedihan keluarga korban yang berada di sebuah Gedung county. "Mereka hanya duduk berpegangan tangan dan menangis," kata Rosen.
"Mengerikan. Mengerikan. Orang-orang tahu bahwa mereka kehilangan suami, putra, saudara mereka,” katanya seraya mengatakan, ada sekitar 100 orang berada di dalam pusat reunifikasi keluarga.