Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sugawara Ushio, spesialis finansial Jepang yang juga mantan bos Watanabe gumi dan salah satu pimpinan Sato gumi Yakuza Jepang menentang keras Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jepang dalam bentuk online.
"Saya sangat menentang keras online RUPS. Itu kan budaya Jepang yang kental sekali. Kita bergabung bersama berbicara mengenai kemajuan perusahaan bersama-sama. Kalau lewat online kan tidak bertemu muka, tidak jelas apa yang terjadi, tak tahu bagaimana suasana sebenarnya dan banyak keterbatasan terjadi," papar Sugawara khusus kepada Tribunnews.com, Minggu (30/5/2021).
Dia juga menekankan adanya kemungkinan penyelewengan oleh pihak perusahaan yang menyelenggarakan RUPS tersebut.
"Itu jelas hanya menguntungkan pihak perusahaan saja, melemahkan pihak pemegang saham masing-masing," kata dia.
Baca juga: RUPS di Jepang akan Dilakukan Secara Online, Apakah Bisa Dipercaya?
Kalau ada perusahaan yang tak suka dengan pemegang saham dengan mudah mereka bisa berpura-pura tidak mendengar atau tidak tahu dengan adanya pertanyaan dari pemegang saham tersebut.
"Atau bahkan "mematikan" hubungan komunikasi dengan berbagai alasan teknis lalu minta maaf setelah RUPS," jelasnya.
"Jadi banyak kerugian dari pihak pemegang saham. Di atas semuanya, RUPS itu di Jepang adalah bagian dari budaya Jepang yang sangat penting sejak dulu."
"Tak ada yang bisa menggantikan hal itu selain bertemu langsung, bukan dengan cara online, untuk menyampaikan komunikasi dua arah dengan baik," kata dia.
"Juga ada pihak keamanan menjaga RUPS, jadi memang hanya 100 persen diskusi antara pengelola manajemen dengan pemegang saham."
"Tak ada yang perlu ditakutkan dan sudah benar bertemu langsung satu sama lain. Jangan diberikan alasan pandemi corona segala macam untuk menjadikan online. Kalau pun pemegang saham jauh juga bisa memberikan surat kuasa ke orang yang dekat lokasi RUPS, tak ada masalah untuk itu bukan," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berbagai perusahaan di Jepang akan dilakukan secara virtual atau online.
Banyak yang bertanya apakah hal ini dapat dipercaya dan apakah dapat mencerminkan pendapat pemegang saham?
"Menyusul penyebaran virus corona, banyak perusahaan bersiap menggelar rapat umum pemegang saham secara online saja. Masalahnya adalah apakah kita dapat mencerminkan pendapat pemegang saham dan pelaksanaan hak suara dengan benar, bahkan jika kita hanya online?" ungkap seorang pemegang saham di Tokyo kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/5/2021).