TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Malaysia melalui Kantor Perdana Menteri mengumumkan bahwa Malaysia akan menjalani pembatasan sosial atau lockdown total mulai 1 Juni hingga 14 Juni 2021, Jumat (28/5/2021).
Menyusul pengumuman tersebut, pada Minggu (30/5/2021), pemerintah mengatakan semua pusat perbelanjaan seperti mal harus diututup.
Sementara itu, 17 sektor layanan penting akan diizinkan tetap beroperasi selama dua minggu lockdown total.
Dikutip dari Channel News Asia, 17 sektor yang dimaksud termasuk sektor perawatan kesehatan, telekomunikasi dan media, makanan dan minuman, utilitas, serta perbankan.
Selanjutnya, pemerintah juga akan mengizinkan perusahaan di bawah 12 sektor manufaktur untuk terus beroperasi.
Baca juga: Malaysia akan Lockdown Total Mulai 1-14 Juni 2021
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus 9000, Malaysia Terapkan Lockdown Nasional 1-14 Juni 2021
Di antaranya sektor makanan dan minuman, alat kesehatan, tekstil untuk memproduksi alat pelindung diri serta minyak dan gas.
Namun, sektor-sektor tersebut harus beroperasi dengan kapasitas pegawai 60 persen.
Dalam jumpa pers, Menteri Senior, Ismail Sabri Yaakob, berharap sektor manufaktur akan mengikuti perintah pemerintah mengenai kapasitas pegawai.
Sebab, sebelumnya, Ismail Sabri membaca unggahan di media sosial mengenai pemilik usaha yang memaksa karyawan tetap masuk melebihi kapasitas 60 persen.
"Kami berharap sektor manufaktur akan mengikuti perintah pemerintah, karena kami telah memberikan syarat bahwa hanya 60 persen yang bisa bekerja."
"Tapi saya telah membaca posting media sosial dan menemukan majikan yang memaksa karyawan mereka melebihi kapasitas 60 persen," kata Ismail Sabri.
Jika didapati pemilik usaha memaksa karyawan tetap masuk melebihi kapasitas, maka karyawan dapat melaporkan pelanggaran tersebut ke Kementerian sumber Daya Manusia dan polisi, tambah Ismail Sabri.
Lebih lanjut, Ismail Sabri mengatakan, pusat perbelanjaan kecuali supermarket dan tempat yang menjual makanan, minuman dan kebutuhan dasar, boleh buka.
Untuk masyarakat, Ismail Sabri mengimbau hanya dua orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan keluar membeli kebutuhan pokok atau untuk layanan medis.
Pergerakan dua orang tersebut pun dibatasi, yakni hanya terbatas pada radius 10 kilometer.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional juga mengatakan, manufaktur dan sektor jasa terkait manufaktur yang diizinkan untuk beroperasi adalah untuk memastikan gangguan minimal pada rantai pasokan suku cadang penting, komponen dan produk jadi.
"Ini penting untuk mendukung kelanjutan operasi infrastruktur kritis dan garis depan seperti keamanan, sistem perawatan kesehatan, informasi dan komunikasi serta memastikan pasokan kebutuhan dasar yang memadai bagi rakyat," kata pihak Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional.
Kasus Covid-19 di Malaysia
Berdasarkan data dari worldometers.info, kasus virus corona di Malaysia per Minggu (30/5/2021) tambah 6.999 kasus menjadi 565.533 kasus.
Sedangkan kematian akibat Covid-19 tambah 79 jiwa, sehingga totalnya menjadi 2.729 jiwa.
Tambahan kasus dan kematian harian tersebut terbilang turun dibanding hari sebelumnya Sabtu (29/5/2021), yakni 9.020 kasus dan 98 kematian.
Meski demikian, dalam konferensi pers yang sama pada Minggu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Noor Hisham Abdullah, memperingatkan bahwa peningkatan harian 1.000 hingga 2.000 kasus baru bukanlah hal yang mustahil.
Jumlah kematian yang tinggi, seperti 98 kematian yang tercatat pada Sabtu, mungkin terus berlanjut dan bahkan melonjak.
"Kementerian Kesehatan telah memperingatkan bahwa situasi mungkin muncul di mana dokter mungkin harus membuat pilihan yang sulit, untuk memprioritaskan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) kepada pasien dengan potensi pemulihan yang lebih tinggi, daripada mereka yang memiliki prognosis buruk," kata Noor Hisham.
Noor Hisham menguraikan lima tindakan yang akan diambil Kementerian Kesehatan selama lockdown total.
Baca juga: Malaysia Tutup Semua Mal Mulai Selasa Besok, Dimulainya Lockdown Penuh
Baca juga: Respons Timnas Malaysia Soal Enam Poin Kemenangan atas Indonesia Bakal Hangus
Di antaranya, termasuk memberikan ruang bernapas bagi petugas kesehatan dan rumah sakit untuk menilai kembali peralatan mereka dan mempercepat proses vaksinasi.
Tenaga kesehatan juga akan melakukan screening secara terarah di lapangan menggunakan metode deteksi Rapid Test Kit-Antigen (RTK-Ag) untuk Covid-19, kata Noor Hisham.
Vaksinasi di Malaysia
Menteri Sains Teknologi dan Inovasi, Khairy Jamaluddin, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihaknya akan membuka lebih banyak pusat vaksinasi pada Juli mendatang untuk mempercepat proses vaksinasi.
Setidaknya akan ada lima pusat vaksinasi besar di sekitar Lembah Klang, kemudian tiga di Selangor dan dua di Kuala Lumpur.
"Yang pertama adalah lima pusat vaksinasi besar di sekitar Lembah Klang. Tiga akan di Selangor dan dua akan didirikan di Kuala Lumpur,” katan Khairy Jamaluddin.
Khairy Jamaluddin yang juga Menteri Koordinator Gugus Tugas Imunisasi Covid-19 mengatakan 1.000 klinik dokter umum (GP) swasta akan bergabung dengan Program Imunisasi Nasional Covid-19 pada 30 Juni.
Baca juga: Fakta soal Teori COVID-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan: Laboratorium Paling Aman
Baca juga: Update Corona Global 31 Mei 2021: Infeksi Covid-19 di Seluruh Dunia Capai 171 Juta Kasus
Dia menambahkan bahwa 500 dari klinik ini akan mulai memberikan vaksin mulai 15 Juni.
"Saya memperkirakan bahwa dokter umum dan pusat vaksinasi rumah sakit swasta dapat berkontribusi dan mengelola 40.000 dosis dalam sehari, dan 400.000 dosis (secara total) pada 30 Juni," katanya, seraya menambahkan bahwa ini akan tergantung pada pasokan vaksin.
Saat ini, lanjut Khairy Jamaluddin, ada 2.500 klinik GP yang terdaftar di bawah program imunisasi dan pemerintah akan membayar praktek swasta untuk mengelola vaksin.
Selain itu, Khairy Jamaluddin juga menyampaikan bahwa Malaysia akan secara resmi mulai meluncurkan vaksinasi drive-through untuk publik setelah proyek percontohan yang sukses di sebuah universitas di Kota Baru, Kelantan.
"Kami melakukannya di Universiti Sains Malaysia di Kubang Kerian dan berhasil."
"Kami sekarang akan mengizinkan negara bagian lain untuk memulai ini untuk umum juga," jelasnya.
Berita lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)