Dicegat Jet Su-27, Dua Pesawat Bomber B-52 AS 'Jatuhkan Senjata di Dekat Perbatasan Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Dua pesawat pembom B-52 Stratofortress dari Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dilaporkan melakukan simulasi "weapon drop" di dekat perbatasan Rusia.
Simulasi ini disebutkan berlangsung Senin pekan lalu, dikutip dari situs militer BM, Senin (2/12/2024).
Disebutkan, simulasi penjatuhan senjata ini menyusul penggunaan rudal “Oreshnik” diketahui oleh angkatan bersenjata Rusia beberapa hari sebelumnya terhadap kota Dnipro, Ukraina.
Para pesawat pembom ini terbang dari Inggris dan melakukan operasi di atas Finlandia.
Dalam penerbangannya tersebut dilaporkan kalau dua jet tempur Su-27 Rusia mencegat pesawat pembom AS di atas wilayah udara netral internasional.
"Pentagon mengkonfirmasi bahwa intersepsi terjadi dalam protokol yang dapat diterima, tanpa melanggar aturan apa pun," kata laporan itu.
Tindakan AS dan NATO, melakukan simulasi penurunan senjata dari pesawat bomber B-52 Stratofortress di dekat perbatasan Rusia ini dinilai sekaligus sebagai pesan dari Barat untuk Moskow.
"Pesannya jelas ke Rusia: Barat tidak hanya memantau tetapi secara aktif menunjukkan kemampuan strategisnya di kawasan itu," tulis ulasan BM.
Sebagai catatan, simulasi ini bukan manuver acak tetapi bagian dari strategi terkoordinasi untuk menghalangi Rusia dan memberi sinyal tekad untuk menanggapi eskalasi apa pun di Ukraina.
Di satu sisi, gerakan ini ditujukan mengingatkan Rusia kalau AS dan NATO memiliki kemampuan respons cepat global, bahkan pada tingkat strategis, yang dapat mempengaruhi perhitungan Moskow tentang tindakan militer lebih lanjut.
Hal lain, manuver menunjukkan kalau NATO tidak hanya memastikan pertahanan sekutu-sekutunya tetapi juga secara aktif memantau dan menangkal potensi ancaman dalam skala global.
Operasi yang dilakukan di Finlandia, sekarang anggota NATO, menyoroti kerja sama yang mendalam dan integrasi upaya militer dalam Aliansi.
"Dengan cara ini, AS dan NATO tidak hanya mempertahankan kehadiran di Eropa Timur tetapi juga menunjukkan tekad mereka untuk menjaga keseimbangan kekuatan global dalam konteks meningkatnya ketegangan dengan Rusia," kata ulasan tersebut.