Sehingga, tidak ada yang melihat kedua tentara itu atau bahkan memperingatkan mereka.
Pihak berwenang dilaporkan menghukum anggota patroli ini.
Otoritas meyakini, insiden bisa dihindari jika mereka terjaga di pos.
"Kedua tentara itu tewas karena ledakan beberapa ranjau di daerah yang mereka masuki," kata sumber itu.
"Komando unit mereka berencana untuk mengeluarkan sertifikat kematian untuk dua tentara dan mengirim dokumen yang mengkonfirmasi kematian mereka selama pertempuran ke (keluarga) di kampung halaman mereka," jelasnya lebih lanjut.
Menyusul insiden ini, komando unit militer mengadakan pelatihan dua hari untuk tentara yang baru tiba di lokasi itu.
Komando unit militer juga melarang tentara pergi pada malam hari dan memasuki ladang ranjau.
Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Aparat Musnahkan Kucing & Burung Merpati untuk Hentikan Penyebaran Covid-19
Baca juga: Larangan Kim Jong Un untuk Rakyat Korea Utara, Skinny Jeans hingga Tindik di Mulut dan Hidung
Tentara yang bertugas untuk konstruksi ini juga harus menghindari "zona penyangga" dalam jarak satu hingga dua km di sekitar perbatasan.
Mereka boleh memasuki jarak itu bila mendapat izin dari komando unit.
"Komando unit memerintahkan tentara untuk bergerak dalam kelompok yang terdiri dari sedikitnya tiga orang ketika melakukan perjalanan di dalam zona penyangga."
"Kelompok ini (juga) menunjuk seorang pemimpin kelompok untuk membantu mencegah terjadinya insiden (lagi)," kata sumber itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)