TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia, JBS dilaporkan telah menjadi sasaran serangan cyber.
Jaringan komputer di JBS diretas, menyebabkan beberapa operasi di Australia, Kanada, dan AS untuk sementara ditutup.
Dilansir BBC, akibat serangan cyber ini, rribuan pekerja JBS juga terkena imbasnya.
"Perusahaan percaya serangan ransomware berasal dari kelompok kriminal yang kemungkinan berbasis di Rusia," kata Gedung Putih.
Serangan itu bisa mengakibatkan kelangkaan daging atau menaikkan harga bagi konsumen.
Baca juga: Minta Cyber Crime Polri Koordinasi dengan Kominfo Blokir Akun Sebarkan Konten SARA di Medsos
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Anak Anda Jadi Korban Cyber Bullying, Berikut Tips Pencegahannya
Dalam serangan ransomware, peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dibayarkan.
Gedung Putih mengatakan FBI sedang menyelidiki serangan itu.
"JBS memberi tahu (Gedung Putih) bahwa permintaan tebusan datang dari organisasi kriminal yang kemungkinan berbasis di Rusia," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, Selasa.
"Gedung Putih terlibat langsung dengan pemerintah Rusia dalam masalah ini dan menyampaikan pesan bahwa negara-negara yang bertanggung jawab tidak menampung penjahat ransomware," tambahnya.
JBS mengatakan pihaknya menangguhkan semua sistem TI yang terpengaruh segera setelah serangan itu terdeteksi, dan server cadangannya tidak diretas. Namun banyak pabrik yang terkena dampak masih tidak dapat beroperasi.
"Penyelesaian insiden akan memakan waktu, yang dapat menunda transaksi tertentu dengan pelanggan dan pemasok," kata JBS dalam sebuah pernyataan.
Sistem TI sangat penting di pabrik pengolahan daging modern, dengan komputer yang digunakan pada berbagai tahap termasuk penagihan dan pengiriman.
Baca juga: Ada Tesla Cybertruck Dipamerkan Dalam Ajang IIMS 2021
Menurut kelompok perdagangan Beef Central , "supermarket dan pengguna akhir besar lainnya seperti jaringan pemasok patty burger McDonald's akan menjadi beberapa pelanggan yang paling terkena dampak langsung, karena kebutuhan mereka akan pasokan yang konsisten".
Lima pabrik daging sapi terbesar JBS berada di AS, dan penutupan telah menghentikan seperlima dari produksi daging di sana, menurut Bloomberg.