Saat pertemuan komite bulan Mei, ketua Kavin Ross mengatakan penggalian yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun pembantaian itu membawa perhatian dan minat baru mereka.
"Saya senang kita berada di satu titik dalam sejarah Oklahoma, dalam sejarah Tulsa, dan terutama dalam sejarah Amerika, bahwa seluruh dunia memperhatikan kita," kata Ross.
Setelah penggalian selesai, antropolog forensik akan bekerja untuk menentukan penyebab kematian dan mencoba mengumpulkan DNA dari sisa-sisa.
Mencocokkan DNA itu dengan kerabat potensial juga tidak mudah, ujar Walikota Tulsa G.T. Bynum.
"Bertentangan dengan apa yang Anda lihat di TV, tidak ada database DNA ajaib yang dimiliki semua orang," kata Bynum pada konferensi pers Selasa.
"Menemukan keturunan para korban ini yang ada di seluruh dunia dan mencoba mencocokkan DNA itu adalah sesuatu yang bisa memakan waktu bertahun-tahun."
Seratus tahun yang lalu, Greenwood adalah daerah makmur di Tulsa yang dikenal sebagai "Black Wall Street" dan merupakan rumah bagi 1.200 penduduk kulit hitam dan ratusan bisnis milik orang kulit hitam.
Konfrontasi antara kelompok warga kulit putih dan kulit hitam bermula saat penangkapan seorang pemuda kulit hitam bernama Dick Rowland yang kemudian berujung pada pembakaran 35 blok kota.
Sejarawan percaya bahwa ada sekitar 300 warga kulit hitam yang tewas ketika massa kulit putih menghancurkan rumah, bisnis, gereja, sekolah, rumah sakit dan bangunan lainnya dari 31 Mei hingga 1 Juni 1921.
Seratus tahun kemudian, banyak dari tubuh korban pembantaian tidak pernah ditemukan.
"Meskipun tidak ada pejabat kota di Tulsa hari ini yang menjadi saksi tahun 1921, kami adalah pelayan pemerintah yang sama dan berkewajiban meminta maaf atas kegagalan mencegah peristiwa itu terjadi," kata Bynum dalam sebuah pernyataan tertulis.
"Sebagai Walikota Tulsa, saya meminta maaf atas kegagalan pemerintah kota untuk melindungi komunitas kami pada tahun 1921 dan melakukan yang benar oleh para korban Pembantaian Ras setelahnya."
"Para korban - pria, wanita, anak kecil - layak mendapatkan yang lebih baik dari kota mereka, dan saya sangat menyesal mereka tidak menerimanya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar pembantaian ras Tulsa